Komunikasi Adam dan Hawa

oleh
oleh
Jabal Rahmah di Padang Arafah, Makkah Al-Mukarramah, dipercayai sebagai tempat pertemuan kembali Adam dan Hawa setelah turun dari surga, dan berpisah sekian lamanya. (Foto : https://id.pinterest.com)

MAJALAHTERAS.COM – Ada kasih  di balik  kisah   Nabi Adam  AS dan istrinya, Hawa,   saat mereka diturunkan  Allah SWT dari surga ke dunia.  Adam ditempatkan di dunia  barat dan Hawa ditempatkan di dunia  timur.  Nama Adam sendiri disebut dalam Al-Qur’an, tetapi istrinya, Hawa, tak disebutkan. Sama seperti tak disebutkan pula nama dua anak mereka yang berkurban (Al-Maidah : 27)

Meski berjauhan, mereka tetap berkomunikasi, yang kabarnya, melalui transmisi angin.  Konon, kalau angin barat berembus ke  timur,  Adam menitipkan pesan agar disampaikan kepada Hawa. Demikian pula sebaliknya, kalau angin timur berembus ke   barat,  Hawa  selalu menitipkan pesan  agar disampaikan kepada Adam.

Begitulah mereka  saling berkirim pesan melalui transmisi angin, dari waktu ke waktu, sampai akhirnya mereka bertemu di suatu tempat yang kini  dikenal dengan  nama Jabal Rahmah (Gunung Kasih Sayang), di Padang Arafah, Makkah Al-Mukarramah (Kerajaan Saudi Arabia).

Sebagian orang percaya, Jabal Rahmah  sebagai tempat mustajab (pasti terkabul doa) untuk meminta jodoh, yang dikait-kaitkan dengan  berjodohnya  kembali Adam dan  Hawa. Jabal  Rahmah  terutama selalu dikunjungi   jamaah haji  atau  jamaah umrah.

Benarkah cerita Adam dan Hawa itu? Komunikolog Engkus Kuswarno tak memastikan kebenaran komunikasi mereka berdua lewat transmisi angin itu. “Soal Adam dan istrinya diturunkan ke dunia, memang ada dalam Kitab Suci Al-Qur’an,” kata Engkus, dosen Komunikologi di beberapa universitas.

Menurut  pakar ilmu komunikasi yang lain, Onong Uchyana Effendi (2003 : 1),  bertemunya kembali Adam dan Hawa itu sebagai  perjumpaan suami istri yang menimbulkan lagi kasih sayang  yang tiada terhingga. Rahmah itu sendiri, artnya, kasih sayang, cinta kasih.

Sumber lain menyebutkan, pertemuan Adam dan Hawa   terjadi di sebuah tempat di India. Namun, Hawa dipercayai diturunkan dan dimakamkan di Jeddah (kini sebuah kota internasional di Kerajaan Saudi Arabia).  Jedah sendiri, bahasa Arab, jaddatun,  artinya nenek, yang dimaksud adalah nenek moyang manusia.

Kalau benar Adam dan Hawa berkomunikasi  dengan cara seperti tersebut di atas,  artinya, selama sekian zaman, manusia menggunakan transmisi angin  untuk berkomunikasi.

Kisah  pertemuan mereka di Jabal Rahmah itu, memang,  tanpa dukungan kuat dari sumber-sumber terpercaya. Kisah ditulis sebagai cerita populer, seperti dalam kitab tarikh Al-Bidayah wa An-Nihayah karya Ibnu Katsir. Ulama tafsir ini tak menilanya cerita sahih, tetapi pula tak menyebunya cerita palsu. Ibnu Katsir, dan para ulama yang lain, seperti mengisyaratkan boleh menceritakan  romanatika  Jabal Rahmah itu. (Dean Al-Gamereau).

No More Posts Available.

No more pages to load.