Kesenian Pantun Bambu dari Banten

oleh
oleh -

Kesenian Pantun Bambu adalah salah satu kesenian yang masih bertahan di Provinsi Banten. Alat musik tradisional ini terbuat dari ruas bambu dengan diamater rata-rata 10 sentimeter dan panjang 80 hingga 100 sentimeter atau sekira satu meter. Ruasnya dua dengan lubang di tengah dan berlidah dengan tiga buah senar bernada empat tangga nada. Pantun bambu ini dimainkan dengan cara dipukul.

Baca Juga  Inilah Tradisi Omed-omedan yang Pernah Menjadi Kontroversi Karena Kesalah Pahaman

Pada umumnya Pantun Bambu yang dimainkan oleh satu grup minimal memiliki 3 buah pantun bambu, masing-masing berfungsi sebagai pantun melodi gendang tepak, pantun bas gendang bung, dan pantun ritme gendang blampak.

Alat musik tradisional pantun bambu ini merupakan alat musik tradisional masyarakat Cilegon sejak jaman dahulu. Pada awalnya dimainkan pada saat istirahat setelah bekerja disawah. Namun seiring perkembangan, alat musik pantun bambu akhirnya dipakai sebagai alat musik dan digunakan pada pertunjukan kesenian. Kemudian sekitar tahun 2001, Dinas Budaya dan Pariwisata Kota Cilegon mengakui alat musik tradisional pantun bambu ini.

Baca Juga  Masjid Jami Kalipasir, Simbol Toleransi Umat Beragama

Alat musik tradisional pantun bambu dapat pula dimainkan dengan dikolaborasikan dengan alat musik tradisional Banten lainnya antara lain patingtung, rudat dan terbang gede. Pantun bambu juga bisa difungsikan untuk mengiri pertunjukan tari maupun pengiring lagu.***