Kereta Api : Tanah Abang – Rangkasbitung – Merak

oleh
oleh
Kereta Rel Listrik (KRL) Rangkasbitung – Tanah Abang zaman kini. Dulu, KA berkekuatan uap. (Foto : CMC dan google.com)

KRL, Perubahan Besar Angkutan KA

Kereta api (KA), di Provinsi Banten,  sudah tersedia sebagai angkutan umum murah meriah.  Angkutan KA sudah tersedia sejak zaman penjajahan Belanda.  Ada jalur dari Rangkasbitung  ke Tanah Abang, Merak. Bayah,  Labuan, dan  ke Anyer.

Pemerintah Penjajah Belanda kali pertama membangun  jalur KA Tanah Abang  sekitar abad ke-18. Pembangunan jalur KA ini berpengaruh besar ke  berbagai bidang kehdupan, terutama pertumbuhan  ekonomi rakyat.

Kini, jalur KA Rangkasbitung ke Merak dan jalur KA Rangkasbitung ke Tanah Abang luar biasa maju. Lebih tertib dan lebih nyaman pula, kecuali  saat-saat pegawai pergi pulang – Rangkasbitung  – Tanah Abang,  mesti saja banyak penumpang yang tak kebagian tempat duduk. Dalam KA itu,  kini tentu tak akan dijumpai lagi pedagang asong yang hilir mudik. Ada peru bahan  besar dan besar-besaran dalam angkutan KA.

KA Rangkasbitung –  Merak, selalu padat penumpang, apalagi kalau pada akhir pekan. Selalu banyak penumpang yang tak kebagian tiket. tetapi penumpang tenang dan senang saja, meski berdiri. Tiket Rangkasbitung – Merak hanya Rp3.000.  Gerbong KA relatif rapi dan bersih. Penumpang pun merasa aman dan nyaman. Gerbong ber-AC. Ada toilet pula.

Jalur KA Rangkasbitung – Bayah dan  Rangkasbitung – Labuan, konon, akan direvitalisasi. Pertumbuhan ekonomi di kedua wilayah itu  khususnya dipastikan tumbuh. Mastarakat memerlukan transportasi yang terjangkau dan memadai. Dan, itu angkutan KA

Kabarnya, revitalisasi itu sudah termasuk dalam perencanaan. Sisa-sisa rel KA Rangkasbitung – Bayah, misalnya, masih terlihat.  Sisa-sisa  kejayaan KA masih tampak. Warga se-Banten Selatan, sebetulnya mengharapkan revitalisasi jalur KA ini segera direalisasikan. Semua akan berdampak positif untuk pertumbuhn ekonomi

KA Kalimaya, Sudah Tak Ada

Perubahan besar terjadi di jalur KA Rangkasbitung -Tanah Abang khususnuya. Bukan saja pembangunan stasiun, rel ganda, KA-nya itu sendiri, melainkan juga pelayanannya. Sebelum ada KRL, pernah ada KA Kalimaya, Rangkasbtung – Tanah Abang. Perjalanan cepat, hanya berhenti di dua atau tiga stasiun KA, dengan tiket Rp5.000,00.  Rangkasbitung – Tanah Abang ditempuh sekitar 1,15 jam. KRL kini, Rangkasbitung – Tanah Abang ditempuh sekitar sekitar dua jam, karena berhenti di kali setiap stasiun. Tarifnya, Rp8.000, sekali jalan, dibayar dengan “uang elektreonik”.Jalur KA Rangkasbitung – Tanah Abang  kini sudah  dua jalur.

KA Kalimaya dengan waktu tempuh 1,15 jam dari Rangkasbitung  – Tanah Abang, kini sudah tak ada.  Mungkin, bisa diaktifkan lagi? Naik KA Kalimaya dari Rangkasbitung ke Tanah Abang, relatif aman, nyaman, cepat, dan murah. Dan itu, sekali lagi, dengan tarif Rp5.000.

Kalau saja tarifnya dinaikkan jadi Rp10.000, mungkin dianggap masih termasuk murah. Dari Rangkasbitung ke Jakarta, naik kendaraan pribadi?  Untuk masuk jalur tol Rangkasbitung – Serang saja, sekitar Rp45.000.

Kawasan Citra Maja City

Kereta Rel Listrik (KRL) dari Rangkasbitung ke Tanah Abang  biasanya mulai penuh dari Stasiun KA Maja. Para pegawai memburu tempat pekerjaan dengan KRL. Selalu penuh dan  padat pada jam-jam kerja khususnya.

Sebaliknya, dari Tanah Abang ke Rangkasbitung, KRL mulai kosong sampai di Stasiun KA Maja. Pegawai turun di  sini. Selanjutnya, mereka pulan  naik sepeda motor yang sebelumnya disimpan di tempat penitipan motor.

Kawasan Citra Maja City tak begitu jauh dari Stasiun KA Maja. Kehadiran KRL Rangkasbitung – Maja –  Tanah Abang mempermudah warga Maja yang bekerja di Jakarta atau di jalur KRL Maja – Tanah Abang

Keterangan dari pihak PT Ciputra Residence, dikutip dari media  siber Citra Maja Raya, “Untuk memfasilitasi mobilitas para penghuni di dalam Perumahan Citra Maja Raya, pengembang telah menyediakan shuttle Trans Citra Maja Raya.  Mulai bulan Januari, shuttel Trans Citra Maja Raya telah beroperasi dan dapat digunakan penghuni.Rutenya, dari dan ke Stasiun Maja hingga area perumahan CMC..

Tentu, Tak Semahal Whoosh

Akhirnya, revitalisasi jalur KA di wilayah Provinsi Banten  ini, dengan segala kelengkapan fasilitasnya, sebetulnya amat sangat ditunggu masyarakat setempat. Penumpang dimanjakan dengan keamanan dan kenyamanan. Harga tiket dipastikan murah meriah.

Biaya pembangunan KA di wilayah Provinsi Banten, yang bahkan sampai menembus daerah pelosok, bisa dipastikan, tak akan semahal pembangunan KA  Jakarta –  Bandung yang  berkecepatan tinggi. KA itu diberi nama Whoosh, singkatan dari Waktu Hemat, Operasi Optimal, Sistem Hebat.

Singkatan sebelumnya,  Waktu Hemat, Operasi Optimal, dan Sistem Handal. Oleh karena /handal/  tak baku dalam bahasa Indonesia, mestinya /andal/, maka /handal/ diganti dengan /hebat/. Dalam bahasa Inggris, whoosh berarti suara desing keras yang dihasilkan sesuatu yang bergerak cepat, seperti udara atau air yang melesat. (Dean Al-Gamereau).

No More Posts Available.

No more pages to load.