Kemerdekaan Indonesia Diproklamirkan Orang Sumando dan Niniak Mamak Minangkabau

oleh
oleh -

Oleh : Hendra J Kede
Wakil Ketua Komisi Informasi Pusat RI

Melanjutkan tulisan penulis ” Bundo Kanduang Megawati Soekarnoputri” yang substansinya dibenarkan oleh penulis senior dan ulama Ranah Minang, Buya Mas’ud Abidin, tulisan ini lebih difokuskan pada proklamator kemerdekaan Republik Indonesia.

Sebagaimana sudah menjadi fakta sejarah, Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia adalah Bung Karno dan Bung Hatta.

Bung Karno merupakan suami dari Ibu Fatmawati dan Ibu Fatmawati adalah istri satu-satunya Bung Karno saat itu. Sementara Bung Hatta masih terikat sumpah beliau untuk tidak menikah sampai Indonesia merdeka.

Baca juga: Bundo Kanduang Megawati Sukarnoputri

Sehingga saat Bung Karno memproklamirkan kemerdekaan Indonesia bersama Bung Hatta, bagi masyarakat Minang, Bung Karno merupakan Urang Sumando (Semenda, menantu laki-laki, atau dalam budaya Jawa disebut Putra Mantu) Minangkabau.

Hal ini bukan saja karena Ibunda Ibu Fatmawati adalah perempuan asli Minangkabau namun lebih diperkuat lagi dengan fakta Ayahanda Ibu Fatmawati juga merupakan laki-laki asli Minangkabau. Sehingga 100 persen darah yang mengalir dalam tubuh Ibu Fatmawati adalah darah Minangkabau.

Baca Juga  Catatan Akhir Tahun 2021, Aliansi Jurnalis Independen : Kekerasan, Kriminalisasi & Dampak UU Cipta Kerja (Masih) Bayangi Jurnalis Indonesia

Sehingga sampai titik ini, jelas bahwa Proklamator Kemerdekaan Indonesia, Bung Karno, adalah Urang Sumando Minangkabau yang berasal dari tanah Jawa yang beribukan orang ningrat Bali.

***
Ada empat golongan Orang Sumando dalam budaya Minangkabau (infosumbar.net)

Pertama. Urang Sumando Kacang Miang

Sumando jenis ini merupakan Sumando yang suka membuat kekacauan, baik di dalam keluarga istrinya maupun di dalam lingkungan kampung istrinya. Sumando jenis ini akan menjadi momok dan dibenci di lingkungan keluarga maupun kampung istrinya. Ia akan menjadi aib bagi keluarga istrinya.

Urang Sumando Lapiak Buruak

Ini merupakan Sumando pemalas. Ia malas dalam mencari nafkah, kerjanya hanya duduk-duduk di warung menghabiskan waktu untuk hal yang sia-sia. Ibarat “Lapiak Buruk” ia tidak terpakai di dalam keluarga istrinya dan hanya menjadi aib serta beban.

Baca Juga  Politisasi Banjir, “Terlalu!”

Urang Sumando Langau Ijau

Ibarat langau hijau yang terbang hanya untuk bertelur, Sumando jenis ini kerjanya hanya memperbanyak anak. Ia tak punya prinsip dalam hidupnya, bahkan jika ada peluang menambah istri hal itulah yang akan dia kejar. Dalam beberapa kasus bahkan Sumando jenis tega meninggalkan istrinya yang sedang hamil untuk mengejar wanita lain.

Urang Sumando Niniak Mamak

Diantara seluruh jenis Sumando maka jadilah Sumando jenis ini. Inilah Sumando idaman dimana dia pandai menempatkan diri dan tau posisinya sebagai seorang Sumando. Ia tau perannya terhadap keluarganya, tau kewajiban kepada istrinya dan tau batas-batas dalam keluarga istrinya. Dia bisa diajak berdiskusi.

Baca Juga  Catatan Sebelum Evaluasi Pemilu Serentak 2019

Penulis yakin, haqqul yakin, seluruh masyarakat Minangkabau sepakat menempatkan Bung Karno sebagai Urang Sumando Niniak Mamak.

***

Proklamator Kemerdekaan Indonesia Bung Hatta tidak perlu penulis ulas lagi disini, beliau tidak terbantahkan sedikitpun sebagai orang Minangkabau asli.

Beliau merupakan Niniak Mamak Miangkabau. Pai tampek batanyo, pulang tampek babarito (tempat bertanya saat seseorang akan merantau dan tempat berkabar saat seseorang pulang merantau).

***

Sehingga tidaklah salah jika ada klaim orang Minangkabau, merujuk ketentuan adat Minangkabau, merujuk budaya matrilinial yang berlaku dalam hukum kekerabatan dan keperdataan Minangkabau, bahwa Proklamator Kemerdekaan Indonesia adalah Urang Sumando dengan watak Niniak Mamak (Bung Karno) dan Niniak Mamak (Bung Hatta).

Dan Sang Saka Merah Putih yang dikibarkan kedua Proklamator tersebut saat memproklamirkan kemerdekaan Indonesia dijahit oleh tangan Bundo Kanduang Fatmawati.

Terima kasih