Majalahteras.com – Jika terjadi lonjakan kasus Covid-19 pada bulan Juni ini, Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) akan menunda kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka yang direncanakan mulai pada Juli 2021
Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie menjelaskan, pihaknya sudah menyiapkan skema KBM tatap muka dengan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Pemkot Tangsel mengaku sudah melaksanakan simulasi KBM tatap muka secara terbatas di sejumlah sekolah yang dinyatakan siap.
“Beberapa waktu lalu memang beberapa SD dan SMP sudah kami lakukan simulasi dan masih kami coba yakinkan lagi untuk kesiapannya,” ujar Benyamin. Senin (14/06/2021).
Namun, Benyamin menyatakan belum bisa memastikan pelaksanaan KBM tatap muka pada tahun ajaran 2021/2022.
Pemerintah Kota Tangsel masih mempertimbangkan KBM tatap muka, lantaran ada potensi lonjakan kasus Covid-19 pascalebaran yang puncaknya diprediksi pada akhir Juni ini.
“Kami belum bisa memastikan lebih jauh. Lebaran kemarin menimbulkan kekhawatiran untuk kita semua. Sekolah sudah siap, tapi misalnya angka Covid-19 di Tangerang Selatan terus naik, saya akan melakukan peninjauan kembali,” kata Benyamin.
“Misalnya tatap muka kami lakukan 1 Juli, tapi ternyata tanggal 30 Juni terjadi lonjakan saya akan undur. Ini demi kebaikan kita semua,” sambungnya.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebutkan, kenaikan kasus Covid-19 pasca-Lebaran masih akan terjadi beberapa waktu ke depan. Diprediksi, peningkatan kasus virus corona akan mencapai puncak pada 5-7 minggu usai libur Lebaran atau akhir Juni 2021. Prediksi tersebut berdasar pada pengalaman setiap periode libur panjang.
“Biasanya kenaikan itu akan mencampai puncaknya sekitar 5-7 minggu. Jadi kemungkinan akan adanya kenaikan kasus diperkirakan akan sampai puncaknya di akhir bulan ini (Juni),” kata Budi, Jakarta, Senin lalu.
Budi mengatakan, usai libur Lebaran kasus aktif Covid-19 telah mengalami peningkatan. Angkanya kini sudah kembali melebihi 100.000 kasus. Padahal, sebelumnya, kasus aktif sempat berada di titik terendah pada 90.000 kasus.
“Jadi sudah ada kenaikan walaupun angka ini memang masih jauh di bawah angka puncak yang pernah kita capai di awal tahun yang berkisar di 170.000,” ujar Budi.(man)