Budayawan senior Jaya Suprana memandang pemberitaan di masa depan, akan berada di pundak media online.
Hal ini dikatakannya dalam diskusi bertema “Kekeliruan Kebebasan Kebablasan: Menyusun Disain Komunikasi Politik yang Sehat” di Jaya Suprana Institute, Mall of Indonesia, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (17/4).
“Pemberitaan di masa depan, bukan lagi milik media cetak. Melainkan media online,” tegas Jaya sebagai salah satu pembicara dalam diskusi tersebut.
Menurut Jaya, mayoritas media cetak di dunia mulai beralih ke media online. Artinya, mereka pun mulai merasakan tergerus oleh perkembangan teknologi.
“Satu-satunya media cetak yang masih eksis di dunia itu, (koran) The New York Times. Semua (media cetak) sudah mulai ambruk. Kakinya sudah masuk ke online semua,” papar Jaya yang merupakan salah seorang Penasihat Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) itu.
Diskusi yang digelar merupakan rangkaian dalam deklarasi SMSI. Sebuah organisasi perusahaan media online yang diketuai Teguh Santosa. Sejauh ini, SMSI sudah memiliki dan sedang menyusun kepengurusan di 27 provinsi.
Turut hadir dalam acara deklarasi SMSI itu, sejumlah pemimpin redaksi media online nasional. Termasuk, narasumber Eko Sulistyo dari Deputi IV Kantor Staf Kepresidenan dan Hendri Satrio selaku pengamat komunikasi politik.