Kegiatan wisata backpacker bertema Mubeng Jogja sak Mumet’e yang digelar oleh Komunitas Backpacker Indonesia pada Sabtu (23/5/2015) lalu, menyisakan berbagai macam cerita.
Salah satunya adalah perjuangan peserta untuk menjelajah beberapa obyek wisata di Yogyakarta dengan bekal uang saku seadanya. Ada peserta yang memilih berjalan kaki untuk mencapai obyek wisata, tetapi ada juga yang memanfaatkan transportasi umum yaitu Trans Jogja.
Beberapa obyek wisata yang dapat dijangkau dengan angkutan umum atau dengan cara berjalan kaki ini mungkin bisa menjadi inspirasi Anda yang sedang merencanakan perjalanan wisata murah meriah di Kota Pelajar ini.
1. Tugu Yogyakarta
Siapa yang tak kenal landmark kota Yogyakarta yang populer ini. Lokasi strategis di tengah persimpangan Jalan Margo Utomo, Jalan Soedirman, Jalan AM Sangaji, dan Jalan Diponegoro ini selalu menjadi target masyarakat untuk mengabadikan diri dalam foto saat berkunjung ke Yogyakarta.
Awalnya Tugu ini berbentuk silinder (Golog Gilig) yang kemudian direnovasi oleh Belanda menjadi bentuknya sekarang. Konon, tugu ini memiliki nilai simbolis dan merupakan garis lurus yang menghubungkan antara Gunung Merapi, Keraton Yogyakarta, dan Laut Selatan.
Sebagai area publik, wisatawan bisa mengunjunginya kapan pun karena berada di kawasan terbuka. Hanya saja, Anda harus berhati-hati karena letaknya berada di tengah persimpangan jalan utama.
2. Keraton Yogyakarta
Dari Tugu Yogya, Anda bisa menyusuri sepanjang Jalan Malioboro untuk sampai tujuan berikutnya, yaitu Keraton Yogyakarta Hadiningrat yang merupakan tempat tinggal Sri Sultan Hamengkubuwono X selaku Raja Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dengan tiket masuk yang sangat terjangkau, Anda bisa menikmati wisata sejarah di lokasi ini. Selain menikmati gedung dan pusaka keraton, Anda bisa berinteraksi langsung dengan para Abdi Dalem yang masih aktif mengabdikan diri untuk melakukan rutinitas harian keraton. Jam operasional untuk wisatawan Keraton sejak pukul 8 pagi hingga pukul 2 siang.
3. Taman Sari
Untuk sampai ke Taman Sari, Anda hanya perlu berjalan kaki dari Keraton selama 10 menit melewati Pasar Ngasem. Taman Sari awalnya dibangun sebagai tempat peristirahatan, hiburan, dan meditasi bagi Sultan dan kerabat perempuan Sultan. Kompleks Taman Sari ini merupakan satu kesatuan bangunan yang indah terdiri dari kolam besar dan kecil, kanal air, ruang ibadah, tempat pemandian, pesanggrahan, menara, dan pulau buatan.
Biaya masuk ke kawasan yang buka sejak pukul 8 pagi hingga pukul 4 sore ini sekitar Rp 5.000 per orang.
Kompleks yang terbagi menjadi empat bagian ini menarik untuk dikunjungi. Salah satu yang unik adalah Sumur Gumuling, pada masanya juga difungsikan sebagai Masjid karena adanya ceruk di dinding yang konon digunakan sebagai mihrab, tempat imam memimpin salat. Uniknya, pengunjung hanya bisa masuk ke Sumur Gumuling ini melalui terowongan bawah tanah.
4. Alun-Alun Kidul
Dari kompleks Taman Sari, Anda bisa berjalan ke arah Timur untuk menuju Alun-Alun Kidul. Saat malam hari, lapangan di selatan Keraton Ngayogyakarta ini menjadi area yang penuh dengan atraksi becak sepeda dengan lampu meriah berwarna-warni.
Selain itu, pengunjung dapat menikmati sajian kuliner bersahaja khas Yogyakarta di sepanjang area Alun-Alun. Jika ingin mencoba salah satu ritual khas, tantang diri Anda untuk melakukan ritual Masangin, yaitu berjalan di antara kedua beringin dengan mata tertutup. Konon, jika berhasil melewati jalan di antara dua beringin, keinginan Anda akan terkabul.
5. Plengkung Gading
Dalam satu garis lurus ke arah selatan Alun-alun Kidul, Anda bisa mengunjungi Plengkung Gading yaitu gapura pintu masuk untuk menuju Keraton Yogyakarta dari arah selatan.
Sebelumnya, Plengkung Gading disebut dengan nama Plengkung Nirboyo yang memiliki filosofi ‘tidak ada bahaya yang mengancam’. Ini merupakan salah satu pintu masuk ke arah Keraton selain keempat plengkung lainnya, yaitu Plengkung Tarunasutra/Wijilan, Plengkung Madyasura, Plengkung Jagabaya, dan Plengkung Jagasurya.
Konon, Plengkung Gading merupakan sebuah gapura besar yang juga menjadi pintu keluar bagi jenazah Sultan dan keluarganya ketika hendak dimakamkan.
Lokasi kelima obyek wisata yang berdekatan tersebut bisa menjadi pilihan Anda yang tak ingin kantong menipis saat berwisata ke Yogyakarta.