Jagung dan Singkong Pengganti Beras

oleh
oleh -

MAJALAHTERAS.com – Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie saat meluncurkan Gerakan Diversifikasi Pangan yang digagas oleh DPKP Kaltara. Ada dua potensi pangan lokal yang disarankan Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) sebagai pengganti beras untuk konsumsi masyarakat, khususnya di Kalimantan Utara (Kaltara). Yakni, jagung dan ubi kayu atau singkong.

Disebutkan Gubernur Kaltara, Dr H Irianto Lambrie, jagung merupakan salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat yang terpenting di dunia, selain gandum dan padi. Sementara singkong, merupakan makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran.

Baca Juga  Demi Kejar Target PAD, Pemkot dan Kejari Serang Gelar Rapat Evaluasi Pelaksanaan Kerjasama

“Potensi jagung dan ubi kayu di Kaltara ini, cukup besar,” kata Gubernur.

Kedua potensi pangan lokal ini, berperan penting dalam kesuksesan Gerakan Diversifikasi Pangan di Kaltara. “Diversifikasi pangan, dimaksudkan agar masyarakat tidak terpaku pada satu jenis makanan pokok saja dan terdorong untuk juga mengonsumsi bahan pangan lainnya sebagai pengganti makanan pokok yang selama ini. Dengan kata lain, beras digantikan jagung atau singkong,” urai Irianto.

Baca Juga  Menyambut HUT Ke-79 RI Kodim 0601/Pandeglang Lakukan Rehab Rumah Veteran

Melihat pentingnya program ini, maka agar sukses, menurut Gubernur tidak cukup dilakukan hanya dengan himbauan atau sosialisasi tentang alternatif pangan. “Program diversifikasi harus mulai dijadikan kebiasaan di kalangan masyarakat,” ungkap Gubernur.

Upaya lain yang dapat dilakukan, antara lain dengan meningkatkan usaha diversifikasi secara horizontal melalui pemanfaatan sumberdaya yang beranekaragam dan diversifikasi vertikal melalui pengembangan berbagai hasil olahan pertanian serta diversifikasi regional melalui upaya penganekaragaman produk yang dihasilkan untuk dikonsumsi berdasarkan potensi pangan lokal yang ada.

Baca Juga  Lokasi Jauh, Banyak Rumah Subsidi Tak Dihuni Pembeli

“Harus diingat, diversifikasi konsumsi pangan pokok tidak dimaksudkan untuk mengganti beras secara total tetapi mengubah pola konsumsi pangan masyarakat sehingga masyarakat akan mengkonsumsi lebih banyak jenis pangan dan lebih baik gizinya, pangan yang dikonsumsi akan beragam, bergizi dan seimbang,” tutup Gubernur.(MANDU).