Obesitas terjadi bukan hanya karena terlalu banyak mengonsumsi makanan dan malas berolahraga. Namun, iklan makanan di TV juga dapat memicu obesitas.
Menurut sebuah penelitian terbaru, iklan-iklan makanan di televisi memancing penonotn untuk mengonsumsi hidangan berkalori tinggi. Penelitian yang dilakukan di Dartmouth ini, menggunakan responden sejumlah remaja kegemukan dan remaja dengan berat badan ideal. Saat melakukan penelitian, mereka memindai otak para responden dengan MRI untuk melihat reaksi otak saat melihat iklan televisi.
Hasilnya, remaja dengan berat badan normal memiliki reaksi yang kuat di bagian otak yang memengaruhi masalah konsentrasi dan perhatian. Sedangkan pada remaja gemuk, bagian otak yang aktif adalah pada daerah kesenangan dan mulut.
Peneliti melihat, bahwa remaja gemuk terpengaruh lebih mudah oleh iklan makanan. Bahkan, iklan ini juga bisa membuat mereka mensimulasikan mulut mereka untuk menyantap makanan tersebut. Ini sebabnya, setelah nonton iklan televisi, langsung lapar mata dan ingin sekali menyantap makanan.
Iklan televisi yang menggambarkan lapisan makanan, bentuk makanan, siraman saus yang menggugah selera akan memainkan otak dan membuat Anda lapar, sekalipun sudah makan atau tak lapar-lapar amat.
Selain membuat Anda makin ingin makan-makanan berkalori tinggi, menonton televisi terlalu lama, juga akan menyebabkan Anda berisiko punya masalah kesehatan lainnya.
Salah satu studi dalam jurnal JAMA menyebutkan, terlalu banyak nonton televisi berisiko meningkatkan obesitas dan diabetes. Penelitian yang dilakukan terhadap 50.000 perempuan usia menengah selama enam tahun, setiap dua jam menonton televisi setiap hari, perempuan meningkatkan risiko 23 persen lebih tinggi terserang obesitas dan 14 persen terkena diabetes.
Jadi, mulai sekarang kurangilah intensitas menonton televisi, karena iklan makanan dapat memicu obesitas. Lebih baik, ganti waktu nonton tv Anda dengan banyak bergerak, seperti berolahraga, agar tubuh fit dan sehat.