MAJALAHTERAS.com – Dunia pendidikan merupakan salah satu sektor sentral yang juga turut terdampak wabah covid-19 saat ini. Sebab itu, Gubernur Sumsel H Herman Deru terus mendorong agar pendidikan dapat terus berjalan meski di tengah pandemi ini.
Sala satunya yakni dengan terus menjalankan program sekolah gratis. Termasuk juga memberikan keringanan UKT selama dua semester kepada mahasiswa baik yang ada di Sumsel maupun luar negeri seperti di Kairo dan Sudan.
“Namun untuk di Sumsel ini tidak khawatir karena program sekolah gratis khususnya untuk tingkat SMA yang memang dibawah naungan Pemprov masih tetap berjalan. Untun mahasiswa, kita berikan bantuan juga keringanan UKT dua semester. Kita bantu Rp 1 juta untuk satu mahasiswa,” kata Herman Deru, disela pembukaan seminar online pendidikan 2020 dari Command Centre Setda Provinsi Sumsel, Selasa (21/7).
Menurutnya hingga saat ini, Pemprov Sumsel tetap konsisiten dengan program sekolah gratis tersebut. Bahkan diketahui, Pemprov Sumsel sendiri telah memberikan bantuan Rp 700 ribu satu siswa khususnya tingakat SMA.
“Kita tidak boleh terlena, anak-anak tetap harus dapat pendidikan. Soal keringanan biaya sekolah, kita berikan melalui sekolah gratis tersebut. Yang sifatnya biaya pokok, tentu ditanggung pemerintah. Untuk SMA kita berikan Rp 700 ribu pertahun untuk satu siswa,” terangnya.
Pada kesempatan itu, dia juga meminta kepada penyelenggara pendidikan untuk tidak menetapkan iuran yang sifatnya membebani wali atau orang tua siswa. Terlebih di saat sukit seperti sekarang ini.
“Untuk sekolah negeri saya instruksikan untuk tidak menarik biaya di luar aturan dan ketentuan,” tegasnya.
Lebih lanjut dikatakannya, pendidikan untuk anak-anak mutlak harus diberikan sejak dini. Untuk itu, diperlunkan sinergitas dan inovasi dari semua pihak khususnya para pendidik agar kegiatan belajar mengajar tidak menurun akibat wabah covid-19 tersebut.
“Kita tidak boleh terlena, anak-anak tetap harus dapat pendidikan. Inovasi harus dilakukan agar kegiatan belajar tetap berjalan. Termasuk juga konsep belajar dari rumah melalui online yang saat ini sedang dilakukan,” tuturnya.
Meski begitu, Herman Deru tak memungkiri konsep belajar dari rumah atau jarak jauh teraebut memiliki kendala sehingga kegiatan itu tak maksimal dilakukan.
“Mungkin masih ada kendala dalam penerapan belajar dari rumah tersebut seperti kurangnya fasilitas teknologi yang dimiliki peserta didik atau walinya, kurangnya kesadaran masyarakt akan konsep tersebut, ataupun kurangnya kemahiran tenaga pendidik dalam penggunaan IT. Permasalahan tersebut masih kita upayakan agar tidak terjadi lagi kedepannya,” paparnya.
“Dengan seminar ini saya harapkan lahir ide, pemikiran dan gagasan baru sehingga bisa dijadikan referensi pemprov Sumsel dalam penerapan sistem belajar terbaik yang harus diterapkan dalam era new normal ini,” pungkasnya.***