majalahteras.com – Pengabdiannya dimulai dari mengepalai Desa Citangkil di tahun 1998. Ia adalah Habibullah Alfarisy yang kini menjabat sebagai Kepala Kantor Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Cilegon.
Menurut Habibullah saat Cilegon memisahkan diri dari Kabupaten Serang dan menjadi Kota Cilegon tepat pada tahun 1999, disitulah desa-desa dirubah statusnya menjadi kelurahan. “ Ya, jadinya lurah harus Pegawai Negeri Sipil (PNS),” jelasnya.
Oleh karena itu, pada tahun 2002 dirinya mengikuti tes PNS dan menjadi PNS. Pada saat menjabat sebagai lurah Citangkil, ia mengatakan cukup lama mulai dari tahun 1998 sampai dengan pada tahun 2008.
Lebih lanjut Habib menjelaskan di tahun 2008, Habib dipindahkan ke Kelurahan Gunung Sugih, Ciwandan hingga Januari 2015. Kemudian, ia promosikan sebagai Sekretaris Camat (Sekmat) Kecamatan Cibeber selama kurang lebih 3 tahun. Lalu dipindah tugaskan menjadi Sekmat kembali tetapi bertempat di Kecamatan Citangkil mulai dari bulan Mei 2011 sampai dengan Januari 2014. Barulah setelah mengalami perpindahan tersebut, akhirnya ia ditugaskan di Kantor Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Cilegon dan menjabat sebagai Kepala Kantor sampai saat ini.
Dalam pengabdiannya pria tegap ini menceritakan bahwa, motivasi dalam menjalani hidupya ialah bekerja keras, berkinerja baik dan jangan mengeluh. Karena denga ketiga unsur tersebut insyaAllah semua dapat dicapai.
Pencegahan dan Penanggulangan Damkar
Sementara tugas pokok Kantor Damkar, Habib menjelaskan memiliki 2 tupoksi yaitu pencegahan dan penanggulangan. Dalam bidang pencegahan telah memiliki peraturan tersendiri sesuai dengan SOP yang berlaku. Ia pun mengatakan bahwa pada bidang tersebut telah melaksanakan sosialisasi kepada perusahaan ataupun masyarakat yang membutuhkan informasi.
Selain itu, pihak Damkar sendiri telah membentuk Balakaran (Bantuan Relawan Kebakaran) yang sampai saat ini dalam satu kelurahan terdapat 10 personil. “Sifatnya memang hanya membantu, baik dalam informasi atau pun koordinasi kepada pihak kita,” katanya.
Ia pun mengatakan bahwa sering sekali melakukan pelatihan-pelatihan di industri karena industri memiliki tim tanggap daruratnya tersendiri . “Secara internal meraka butuh pembinaan,” ujarnya.
“Sosialisasi perlu sebetulnya, karena untuk antisipasi jika terjadi kebakaran dan mematchingkan dengan jadwal kita,” tambah Habib.
Damkar Kota Cilegon pun memiliki 4 zona pencegahan, seperti diwilayah Ciwandan dengan nama CERT menangai 10 perusahaan. Zona 2 terdapat di Krakatau Still (KS) Kawasan KiEC, yang ke 3 di Merak Suralaya dan yang ke 4 berada wilayah Bojonegara. Ke empat zona tersebut dikhususkan untuk industri. Dan didalam zona tersebut terdapat Satlakar (Satuan Relawan Kebakaran) yang menjadi tim tanggap darurat.
Mengenai penanggulangan, Habib menjelaskan bahwa sesuai dengan aturan. Aturan kita itu ketika ada laporan dari masyarakat harus segera di tangani dan respon timenya selama 15 menit sudah harus ada ditempat. “Selama ini alhamdulillah konsep atau SOP itu kita lakukan sesuai dengan prosedur yang ada,”katanya.
Tetapi, Habib pun mengatakan bahwa terdapat kendala teknis mengenai satu wilayah yang sulit cakupannya yaitu di wilayah Ciwandan. Wilayah tersebut harus dilalui dengan kemacetan dan jarak tempuhnya yang jauh. Oleh karena itu, Damkar bekerja sama dengan CERT. “Kita berharap di daerah Ciwandan itu ada pos yang menjadi target kami kedepan ini,”
Berbicara mengenai kendaraan ia mengatakan masih cukup tetapi ia pun berencana untuk menganggarkan kembali guna penambahan mobil damkar mulai dari tahun ini dan selanjutnya.@WIRI/NUR