majalahteras.com – “Kami memiliki sistem dalam mendidik siswa dengan pola pembelajaran Kurikulum 2013 (Kurtilas) untuk kelas X dan kelas XI, dan juga menggunakan kurikulum KTSP 2006 untuk kelas XII. Semua itu bertujuan agar menyeimbangkan aspek kognitif dan afektif dalam diri siswa guna melahirkan peseta didik yang diharapkan bangsa ini,” jelas Guru Sejarah SMA IT Bina Insan Waringinkurung, Muhammad Fadli, S.Kom.I.
Menghadapi peresta didik di zaman milenial sekarang memang jauh berbeda dengan peserta didik terdahulu. Saat ini guru dituntut untuk inovatif dan terus berkreatifitas karena tantangan yang mempengaruhi peserta didik sangat besar dan datang dari segala penjuru.
Setiap guru dituntut bisa menyampaikan dan menggambarkan materi dengan contoh yang jelas agar siswa mampu memahami (kognitif) setiap kejadian, dan mengadakan pengembangan skill siswa seperti penelusuran minat dan bakat dalam pembelajaran dengan adanya eksrtakurikuler agar terwujud dan terlihat kecenderungan bakat dan minta siswa (afektif).
“Selain kegiatan belajar mengajar, kegiatan yang kami lakukan adalah belajar dari pengalaman, yakni dengan Outing Class yang bertujuan agar sikap kogjitif dan afektif muncul dengan kita berkunjung langsung ke tempat yang positif contohnya Perpustakaan Daerah, tempat usaha seperti pabrik-pabrik dan juga ada SOL (Study Orientasi Lanjut), yakni berkunjung ke kampus-kampus yang bertaraf daerah dan nasional. Bertujuan agar sekolah bisa melahirkan peserta didik yang cerdas, terampil dan juga kepemimpinan yang baik dalam menghadapi zaman milenial,” pungkasnya.@JEM