Gerhana Bulan Total 2025 Ketika Langit Bersujud di Panggung Semesta

oleh
oleh -
Foto ilustrasi zikir dan doa di masjid saat terjadi gerhana bulan (Foto : Meta AI)

MAJALAHTERAS.COM – Malam merambat perlahan, menjemput dini hari. Bulan purnama yang sejak awal malam bersinar megah, tiba-tiba redup. Seolah sebuah tirai raksasa turun menutupi sinar terangnya. Memang, ada  gerhana bulan total, (GBT), Ahad dini hari menuju Senin  (7- 8 September 2025).

Bulan di atas terus tenggelam dalam bayangan, lalu berubah warna jadi merah tembaga yang menyala. Sebagian orang menyebutnya blood moon yang menggantung di langit, yang membakar imajinasi. Betapa indah terlihat dari bumi.

Pernah terjadi gerhana (matahari) pada zaman Nabi Muhammad SAW Sebagian orang mengaitkannya dengan wafatnya Ibrahim bin Nabi Muhammad SAW, dari istrinya, Mariah Al-Qibthiyyah. Ibrahim wafat pada usia sekitar 18 bulan. Gerhana matahari dimaksud terjadi pada pukul 08.30 waktu Madinah tanggal 29 Syawal tahun 10 Hijriah, atau bertepatan dengan tanggal 27 Januari  tahun 632 Masehi.

Baca Juga  Rutan Bangil Laksanakan Upacara Hari Bela Negara dan Kesiapan Nataru 2023/2024

Nabi Muhammad SAW berkhotbah,  saat terjadi gerhana matahari itu, antara lain, “Sesungguhnya, matahari dan bulan dua tanda dari tanda-tanda  kekuasaan Allah. Keduanya tidaklah  ber-gerhana karena matinya atau hidupnya sseorang. Namun, kalau kamu menyaksikan gerhana (matahari atau bulan), maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, salatlah, dan bersedekahlah!” (hadis dari Aisyah, dicatat Al-Bukhari).

Data terjadinya gerhana matahari pada zaman Nabi Muhammad SAW tersebut bisa dikonfirmasi, misalnya, pada lembaga antariksa milik Pemerintah Amerika Serikat, National Aeronautica and Space Administration (NASA) atau pada proyek katalog “Five Millennium Canon of Solar Eclipses”. Mereka mencatat rekonstruksi gerhana matahari (sebagian) yang melintasi jazirah Arab, termasuk Madinah, yang terjadi bertepatan dengan wafatnya Ibrahim bin Nabi Muhammad SAW, pada 29 Syawal tahun 10 Hijriah.

Baca Juga  Presiden Jokowi: Vaksinasi Booster Diberikan Secara Gratis

Umat Islam mengetahui adanya gerhana matahari iu dari hadis yang turun-temurun, yang  diriwayatkan pencatat dan penghafal hadis secara apik. Astonomi modern benar. Hadis gerhana matahari pun sahih. Maka, iman dan  ilmu pengetahuan berpelukan di bumi. Di panggung angkasa, matahari dan bulan sedang bersujud.

Di dalam masjid, jamaah salat gerhana bulan total berdoa, berzikir, bertakbir, lirih, seakan sedang menjalin getaran dengan langit yang sedang berubah rupa. Manusia tersungkur, bersujud mengabadikan takzim (pengagungan) kepada-Nya. Takbir (Allaahu Akbar), tahmid (Alhamdulullah), tahlil (laa ilaaha illallaah) terus  bergema dari masjid kecil atau  masjid besar.

Baca Juga  Ketua PWI Banten Lantik Pengurus PWI Pandeglang Periode 2022-2025

Di balik keindahan merah tembaga gerhana bulan total, hakikatnya, tersimpan pesan :  betapa kecilnya manusia!  Bumi hanyalah satu titik di jagat raya.  Manusia hanyalah debu di antara bintang-bintang raksasa di angkasa..

Jamaah salat gerhana bulan total  pulang ke rumah masing-masing Ada orang yang  membawa hasil bidikan kamera atau membawa catatan astronomi Namun, semua mesti  membawa hati yang lebih lembut, lebih tunduk, dan lebih sadar  : betapa hinanya diri ini di hadapan-Nya. (Dean Al-Gamereau)