Depok, 6 Desember 2025 — Pesantren Cendikia Amanah Depok menjadi tuan rumah Halaqah Pesantren GAPPI (Gabungan Pengasuh Pesantren Indonesia), forum yang mempertemukan pengasuh pesantren, akademisi, dan perwakilan pemerintah untuk membahas penguatan peran pesantren dalam kemandirian ekonomi dan pengelolaan zakat berbasis teknologi.
Acara ini dihadiri oleh Dr. H. Basnang Said, S.Ag., M.Ag., Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, serta Misha Nugraha Ramadhan, perwakilan Bank Indonesia dari Departemen Ekonomi Syariah. Hadir pula Ketua Umum GAPPI KH Cholil Nafis, yang memberikan arahan dan dorongan kepada pesantren untuk memperkuat kolaborasi dalam pengembangan usaha produktif.
Dalam forum tersebut, pengalaman Pesantren Cendikia Amanah menjadi perhatian peserta. Melalui koperasinya, pesantren ini mengembangkan budidaya sayuran hidroponik hingga menghasilkan pengiriman rutin sekitar 5 ton sayuran setiap bulan untuk jaringan pasar. Model pertanian berbasis teknologi tersebut melibatkan santri dalam seluruh proses budidaya, mulai dari penanaman, panen hingga pemasaran, dan terus dikembangkan sesuai kebutuhan pasar.
Cendikia Amanah saat ini juga sedang menyiapkan duplikasi program ekonomi tersebut ke pesantren anggota GAPPI lainnya, mencakup tiga model utama: budidaya hidroponik, pengembangan peternakan kambing, serta penguatan koperasi pesantren sebagai mesin ekonomi yang dikelola profesional. Melalui program pelatihan, pendampingan teknis, dan pola usaha berbagi hasil, GAPPI mendorong kolaborasi agar model yang terbukti berhasil dapat diterapkan secara luas.
Dr. Basnang Said menilai langkah tersebut sebagai bentuk aktualisasi nilai pendidikan Islam dalam konteks sosial modern:
“Pesantren hari ini tidak hanya membentuk akhlak dan keilmuan santri, tetapi juga menciptakan ruang pemberdayaan ekonomi yang berdampak langsung bagi masyarakat. Model usaha produktif seperti hidroponik, peternakan, dan digitalisasi zakat adalah wujud aktualisasi nilai-nilai pendidikan Islam dalam konteks sosial modern. Kemenag mendukung penuh gerakan kemandirian pesantren agar menjadi lokomotif ekonomi umat yang adil, bermartabat, dan berkelanjutan.”
Sementara itu, Bank Indonesia melihat pesantren sebagai bagian penting dalam penguatan ekonomi syariah nasional. Misha Nugraha Ramadhan menyampaikan bahwa pesantren memiliki basis sosial dan nilai spiritual yang kuat, sehingga dapat mencapai tujuan ekonomi dan sosial secara bersamaan:
“Ekonomi syariah tumbuh kuat ketika dikembangkan dari akar budaya dan institusi keagamaan kita sendiri — dan pesantren adalah fondasi utamanya. Inisiatif seperti budidaya hidroponik, peternakan, dan ekosistem zakat digital menunjukkan bahwa pesantren mampu membangun model bisnis yang modern tanpa meninggalkan nilai spiritual. Bank Indonesia melihat peran pesantren sangat strategis dalam mendukung kedaulatan pangan dan inklusi keuangan syariah di Indonesia.”
Dalam kesempatan yang sama, KH Cholil Nafis menekankan perlunya kolaborasi antar pesantren untuk memperkuat peran ekonomi dan sosial secara kolektif:
“Pesantren memiliki modal sosial yang sangat besar—jaringan santri, alumni, dan masyarakat—yang jika dikelola dengan baik dapat menjadi kekuatan ekonomi umat. Melalui koperasi, budidaya hidroponik, peternakan, hingga digitalisasi zakat, pesantren dapat menjalankan fungsi pemberdayaan tanpa meninggalkan identitas keilmuannya. GAPPI mendorong kolaborasi agar pesantren tidak berjalan sendiri-sendiri, melainkan saling menguatkan dan terhubung dalam ekosistem yang terukur dan transparan. Melalui LAZIA, kami ingin pesantren menjadi Unit Pengumpul Zakat yang profesional dan memiliki dampak sosial nyata di lingkungan masing-masing. Kemandirian pesantren bukan hanya soal ketahanan ekonomi, tetapi juga tentang masa depan pendidikan Islam yang mampu menjawab kebutuhan zaman.”
Momentum diskusi ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Lembaga Amil Zakat Investa Amanah dan KlikZakat, pengembang platform zakat, infak, dan sedekah digital. Penandatanganan dilakukan oleh CEO KlikZakat, Yoga Rifai Hamzah dan Direktur LAZIA, Ust. Dr. Achmad Afif, M.EI. Melalui kerja sama ini, diluncurkan portal edukasi zakat lazia.org, serta platform penggalangan dana digital amanahzakat.lazia.org yang menawarkan kemudahan akses infak dan zakat secara transparan.
Halaqah Pesantren GAPPI di Depok mencerminkan upaya nyata pesantren dalam memperkuat kemandirian ekonomi dan digitalisasi tata kelola zakat. Forum ini menjadi ruang pertukaran pengalaman dan praktik pengembangan usaha produktif, yang diharapkan dapat diterapkan di lingkungan pesantren lainnya untuk meningkatkan manfaat bagi masyarakat sekitar.
Pengirim Berita. Miftah Steven






