Majalahteras.com – Ribuan warga Lampung mengikuti Festival Hasil Hutan Bukan Kayu (FHHBK) 2018, di Gedung Informasi Center Tahura Wan Abdul Rahman, Sumber Agung, Kemiling, Bandarlampung, Minggu (11/03/2018).
Festival ini mengandalkan buah durian sebagai ikon dengan menyediakan sedikitnya 2.750 buah durian yang diberikan secara gratis.
Acara juga diisi dengan pembagian doorpize dengan hadiah utama 1 unit sepeda yang dimenangkan oleh Suwarji asal Kotabaru.
“Saya sangat bersyukur dan senang sekali memenangkan hadiah ini. Saya datang pagi pagi cukup jauh untuk ikut festival. Terimakasih pemerintah telah mendukung festival seperti ini. Ke depan semoga lebih bagus lagi,” kata Suwarji.
Plt. Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Taufik Hidayat menyampaikan bahwa Hutan harus memberikan manfaat untuk kesejahteraan masyarakat seperti pemanfaatan HHBK.
“Kita ingin mensosialisasikan potensi hutan karena sebagian hutan yang diluar kawasan lindung itukan dikelola oleh masyarakat yang memiliki hasil secara ekonomi dan bisa dinikmati oleh masyarakat baik itu buah, getah, maupun hasil yang lainnya seperti madu,” ujar Taufik saat membuka FHHBK.
Taufik menjelaskan berlangsungnya Festival HHBK untuk mengenalkan potensi luar biasa yang dimiliki oleh Tahura Wan Abdul Rachman yang dikelola oleh Dinas kehutanan Lampung. Tahura memiliki potensi baik dari hasil hutannya maupun juga keindahan alamnya.
“Bukan itu saja, di Tahura ini sedang dalam proses pembangunan obsevatorium (teropong bintang) dengan fasilitas yang lebih modern, lebih maju, lebih baru, dan lebih canggih,” ujarnya.
Di Teropong Bintang juga banyak terdapat tempat yang memiliki view (pemandangan) bagus dan indah sekali.
“Hal itu yang akan kita tata sedemikian rupa sehingga bisa menjadi destinasi wisata alternatif dan utama untuk masyarakat Lampung ataupun masyarakat Indonesia,” tambah Taufik.
Pemerintah Provinsi Lampung berharap Teropong Bintang selain bisa digunakan untuk pendidikan, juga untuk wisata.
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, Syaiful Bachri menyampaikan, bahwa acara FHHBK 2018 yang ketiga kalinya ini terhitung sukses. Hal serupa dilaksanakan pada tahun 2016, dan 2017. Festival ini merupakan bagian dari upaya Permprov Lampung untuk mengangkat potensi sumberdaya hutan terutama hasil hutan non kayu agar lebih dikenal oleh masyarakat luas.
“Selain juga konsep festival yang disajikan Dinas Kehutanan ingin mengkombinasikan budidaya dan budaya, sehingga diharapkan festival ini menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke Tahura,” ujarnya.
Buah-buahan ini merupakan hasil dari tanaman masyarakat yang mempunyai multi manfaat tidak hanya buah tetapi juga pohonnya yang berfungsi sebagai penjaga kestabilan ekosistem.
Syaiful mengajak peserta ke lokasi pintu Gerbang masuk ke calon lokasi Teropong Bintang ke arah puncak Gunung Betung. Dari Lokasi ini hingga ke lokasi Teropong Bintang dikonsep menjadi kawasan Ecolearning atau pusat penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terpadu dengan pendidikan. Seperti diketahui, di sekitar lokasi ini juga ada koleksi penangkaran rusa yang bersebelahan dengan penangkaran kupu-kupu Yayasan Sahabat Alam.@IMAN