Elektabilitas Prabowo – Gibran Unggul, Potensi Pilpres 2024 Satu Putaran

oleh
oleh -

Jakarta – Peneliti Indo Barometer Christopher Nugroho menyatakan Pemilu Presiden 2024 berpotensi satu putaran dengan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai pemenang.

Potensi itu terungkap dari hasil survei Indo Barometer yang menunjukkan elektabilitas Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang didukung mayoritas partai pemerintah semakin meninggalkan jauh dua rivalnya.

Dari hasil survei Indo Barometer yang digelar pada 25 – 31 Oktober 2023, elektabilitas bakal pasangan calon Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka unggul dengan nilai 34,2 persen.

Sementara itu, elektabilitas Ganjar Pranowo-Mahfud MD. sebesar 26,2 persen dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 18,3 persen. Sebanyak 21,3 persen dari responden menyatakan belum memilih, belum memutuskan, tidak menjawab, ataupun merahasiakan pilihannya.

Menurut Christopher, potensi Pilpres 2024 satu putaran sangat terbuka dengan proyeksi distribusi normal, yakni jumlah responden yang belum memilih, bisa didistribusikan kepada masing-masing pasangan calon dengan nilai distribusi tertinggi untuk yang elektabilitasnya tertinggi dan distribusi terendah untuk bakal paslon dengan elektabilitas rendah.

Baca Juga  Kompak, Kepala Rupbasan Bengkulu Gelar Apel Pagi Bersama Jajaran

“Kami mencoba memproyeksikan undecided voters, jadi pemilih yang belum mengambil keputusan atau yang belum menjawab itu didistribusi secara normal kepada tiga pasangan,” kata Christopher dalam pemaparan rilis survei nasional Indo Barometer bertajuk “Menuju Potensi Pilpres Satu Putaran” secara daring di Jakarta, Sabtu (11/11/2023).

Christopher mengungkapkan bahwa apabila pemilih undecided voters terdistribusi normal, maka simulasi suara Prabowo-Gibran dapat mencapai 43,5 persen, Ganjar-Mahfud 33,3 persen, dan Anies-Muhaimin 23,2 persen.

“Jadi, mencermati data survei saat ini, elektabilitas Prabowo-Gibran tinggal sedikit lagi mencapai 50%. Sehingga ada potensi Pilpres 2024 satu putaran,” jelas Christopher

Christopher membandingkan survei Indo Barometer dengan survei lembaga lainnya yang memotret hasil survei setelah deklarasi tiga bakal pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.

Berdasarkan survei telepon oleh PatraData pada tanggal 25 – 30 Oktober 2023, elektabilitas Prabowo-Gibran juga unggul dengan nilai cukup tinggi, yakni sebesar 43,9 persen. Elektabilitas Ganjar-Mahfud sebesar 26,9 persen dan Anies-Muhaimin 18,1 persen.

Baca Juga  Inilah Alasan Jokowi Safari Militer ke TNI-Polri

“Survei tatap muka oleh Poltracking pada tanggal 28 Oktober – 3 November 2023 menunjukkan elektabilitas Prabowo-Gibran unggul dengan 40,2 persen, Ganjar-Mahfud 30,1 persen, dan Anies-Muhaimin 24,4 persen,” jelas Christopher

Sementra itu, lanjutnya, survei tatap muka oleh Populi Center pada tanggal 29 Oktober – 5 November 2023 juga menunjukkan elektabilitas Prabowo-Gibran unggul dengan 43,1 persen, Ganjar-Mahfud 23 persen, dan Anies-Muhaimin 22,3 persen.

Dari data tersebut, kata Christopher, ada potensi perkembangan ke arah kenaikan suara Prabowo-Gibran pasca deklarasi Gibran sebagai cawapres.

“Jadi jika mencermati perbandingan survei dari berbagai lembaga survei, dari 6 survei yang kita amati ada sekitar 5 hasil survei kelihatannya Prabowo-Gibran cenderung mengalami peningkatan,” terang Christopher

Baca Juga  Pengurus SMSI Kabupaten dan Kota di Sumsel Ikuti Bimtek Siberindo

Dalam berbagai data survei tersebut, terdapat responden yang belum menentukan pilihan bakal paslon dengan persentase sebesar 11,1 persen (PatraData); 4,2 persen (Charta Politika); 5,3 persen (Poltracking); dan 11,6 persen (Populi Center).

“Jika merujuk pada hasil survei Indo Barometer akhir Oktober selisih Prabowo-Gibran sekitar 8 persen dengan Ganjar-Mahfud. Nah, pada awal November dari hasil temuan Populi Center selisihnya melebar menjadi 20-an persen,” ungkap Christopher

Diketahui, Survei Indo Barometer ini menggunakan sampel sebanyak 1.230 responden, dengan margin of error sebesar + 2,79% pada tingkat kepercayaan 95%.

Responden survei adalah warga negara Indonesia yang telah mempunyai hak pilih berdasarkan peraturan yang berlaku, yaitu: minimal berusia 17 tahun atau lebih atau sudah menikah pada saat survei dilakukan.

Sementara metode penarikan sampel yang digunakan adalah multistage random sampling dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner.***