Berhembus kabar perekonomian Indonesia tengah melesu. Kabar itu ditandai dengan sepinya pusat-pusat perbelanjaan. Sektor ritel pasti akan sangat merasakan dampaknya.
Salah satu perusahaan induk ritel, PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) memang di semester I-2017 mengalami penurunan laba bersih hingga 71,03% dari periode yang sama tahun lalu Rp 105,5 miliar menjadi Rp 30,5 miliar. Perusahaan ini memegang saham besar di 3 perusahaan ritel, yakni 40% saham PT Indomarco Prismatama (Indomaret), 31,5% saham PT Nippon Indosari Corporindo Tbk (ROTI), dan 35,84% saham PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) pemegang waralaba KFC di Indonesia.
Tapi apakah benar anjloknya kinerja perusahaan berkode saham DNET itu karena lesunya penjualan Indomaret, KFC, dan Sari Roti?
Melansir dari laporan keuangan Indoritel Makmur Internasional, Kamis (3/8/2017), ternyata penjualan bersih Indomaret masih naik 8,8% dari periode yang sama tahun lalu Rp 29,12 triliun menjadi Rp 31,69 triliun.
Lalu untuk penjualan Fast Food Indonesia pemegang waralaba Kentucky Fried Chicken (KFC) di Indonesia tumbuh 12,7% dari Rp 2,31 triliun menjadi Rp 2,6 triliun. Sedangkan untuk penjualan bersih Nippon Indonsari Corporindo pemilik merek Sari Roti turun tipis 0,83% dari Rp 1,19 triliun menjadi Rp 1,18 triliun.
Namun dalam laporan keuangan sang induk, penghasilan komprehensif Indomaret yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun jauh 81,8% dari Rp 239,4 miliar menjadi Rp 43,53 miliar. Itu artinya tidak selaras dengan kenaikan penjualan bersih Indomaret.
Begitu juga dengan Nippon Indosari Corporindo yang turun 71,26% dari Rp 128,8 miliar menjadi Rp37,01 miliar. Sedangkan penghasilan komprehensif periode berjalan KFC pada semester I-2017 ini justru meningkat, dari sebelumnya rugi Rp 16,58 miliar menjadi Rp 34,12 miliar.
Dapat disimpulkan, Indomaret masih mencatatkan kenaikan penjualan di tengah beredarnya isu lesunya perekonomian. Namun pos penghasilan yang dapat diatribusikan ke induk ternyata turun, begitu pula dengan Sari Roti. Itulah mengapa laba bersih sang induk usaha turun 71,03%.
Tercatat pos pendapatan Indoritel Makmur Internasional di semester I-2017 meningkat 145,2% dari Rp 9,19 miliar menjadi Rp 22,5 miliar. Namun di bagian laba entitas asosiasi menurun dari Rp 122,9 miliar menjadi Rp 52,8 miliar.
Beban penjualan juga meningkat dari Rp 4,58 miliar menjadi Rp 17,8 miliar. Beban umum dan administrasi juga meningkat dari Rp 21,86 miliar menjadi Rp 32,1 miliar. Sehingga laba usaha perseroan merosot jauh dari Rp 105,8 miliar menjadi Rp 22,7 miliar.
Posisi total aset DNET hingga akhir Juni 2017 sebesar Rp 8,47 triliun. Angka itu naik tipis dibanding posisi aset di akhir tahun 2016 sebesar Rp 8,33 triliun. Sementara total liabilitas meningkat dari Rp 105,68 miliar menjadi Rp 243,13 miliar. (rm)