Diskusi Publik FU, Bahas “Keterasingan Diri” Warnai Launching Pojok Filsafat Islam

oleh
oleh -

Majalahteras.com – Diri adalah persoalan filsafat yang tidak pernah menemukan ujung kepastian. Ia selalu menjadi hal yang misterius bagi manusia, padahal kesadaran terhadapnya bersifat eksistensial, yakni manusia mampu memahami diri secara langsung tanpa perantara mental. Salah satu problematika diri adalah keterasingannya.

Demikian dikatakan Dr. Fardiana Fikria Qur’any, M.Ud selaku Moderator Diskusi Publik yang bertajuk “Filsafat Islam Menjawab Problem Keterasingan Diri: Relevansi Pemikiran Klasik di Era Modern”. Diskusi Publik ini menjadi serangkaian acara Grand Launching Pojok Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin, yang dihelat di Ruang Teater H.A.R Partosentono Lantai 4 FU. Rabu (25/06/2025)

Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta, Prof. Ismatu Ropi, M.A., Ph.D, dalam sambutannya, sekaligus meresmikan Pojok Filsafat Islam mengatakan, ini menjadi langkah awal menciptakan pemikir-pemikir muda di bidang Filsafat Islam di era krisis identitas ini.

“Pojok Filsafat Islam sejalan dengan visi Fakultas Ushuluddin, melahirkan banyak tokoh yang kelak menjadi pakar studi keislaman, terutama Filsafat Islam. Untuk itu, ini menjadi langkah awal yang positif karena mahasiswa akhirnya memiliki ruang yang strategis untuk mengembangkan pemikiran, daya kritis dan rasa keingintahuannya,” katanya.

Baca Juga  Kumandangkan Adzan,WBP Rutan Bangil Ikuti Lomba Adzan Peringatan HBP ke - 60

Ketua Pojok Filsafat Islam, Dr. Kholid Al Walid, M.Ag. menyampaikan terima kasih atas support yang diberikan Fakultas Ushuluddin atas berdirinya Pojok Filsafat Islam ini.

“Terima kasih kepada Fakultas Ushuluddin yang telah sangat mendukung realisasi visi mulia ini. Pojok Filsafat Islam akan menjadi wadah untuk menggairahkan lagi tradisi pemikiran Filsafat Islam, terutama para generasi muda. Makanya, pengurus inti Pojok Filsafat Islam juga anak-anak muda,” Jelasnya.

Diskusi Publik ini menghadirkan para pakar, diantaranya Dosen Filsafat Fakultas Ushuluddin Dr. Rizky Yazid, M.Ag., Direktur MA.WA.RA Institute Muhammad Hazir Rahim, M.Ag., dan Ahli Psikologi Islam Dr. Rihab Said Aqil, S.psi., M.E.D.(couns).

Mengawali diskusi, Rihab Said Aqil dalam pemaparannya lebih banyak menjelaskan tentang fenomena keterasingan diri yang melanda generasi muda zaman ini dari perspektif psikologi.

Baca Juga  PKK Sumut Gelar Berbagai Lomba Meriahkan Bulan Balita Generasi Muda Remaja

“Secara psikologis, fase anak muda rentan dengan ketidakstabilan emosi, mudah galau, mudah terombang-ambing, mudah terdistraksi dan sensitif secara emosional. Anak zaman sekarang bilang baperan,” ujarnya.

Menurutnya, fenomena ini menguat karena zaman ini dipengaruhi oleh banjir informasi yang ditawarkan oleh media sosial. “Hari ini kita banjir informasi, tapi bikin miskin makna, akhirnya muncul fenomena kesepian dan kurang adaptif. Belum lagi ada pengaruh juga dari tekanan rutinitas sehari-hari dan persoalan minimnya dukungan keluarga,” imbuh dia.

Menyambung diskusi, Muhammad Hazir Rahim mengatakan, keterasingan diri berkaitan dengan kebahagiaan, dan cara mengatasinya salah satunya dengan relasi personal yang positif dan dukungan sosial.

“Ketika kita berada dalam keadaan merasa tidak bahagia, sebetulnya itu kita lagi diajak masuk ke dalam diri, melakukan refleksi diri dan paham apa dan bagaimana sebenarnya diri kita ini,” katanya.

Sementara itu, Rizky Yazid sedikit mengambil perspektif yang berbeda, yakni fokus pada buku ‘The View From Nowhere’ karya Thomas Nagel, seorang Profesor Filsafat asal Amerika Serikat.

Baca Juga  Komisi III DPRD Purwakarta Gelar RDP Terkait Penyerahan PSU Perumahan

“Buku ini membahas satu masalah, yakni pada bagaimana menggabungkan perspektif seorang individu di dalam dunia dengan pandangan objektif terhadap dunia yang sama, termasuk individu tersebut dan sudut pandangnya,” paparnya.

“Ini adalah masalah yang dihadapi setiap makhluk yang memiliki dorongan dan kemampuan untuk melampaui sudut pandangkhususnya dan memandang dunia sebagai kesatuan. Perasaan keterasingan dari diri sendiri yang muncul ketika seseorang memandang dirinya dari luar – melalui sudut pandang yang rasional dan objektif,” sambungnya.

Diskusi publik ini diakhiri dengan sesi tanya jawab dari para audiens, pemberian cendera mata dan sesi foto bersama. Semua yang hadir berharap dan meyakini, Pojok Filsafat Islam akan menjadi ruang dialog publik yang strategis bagi para pemikir muda dan peminat filsafat dalam merespon problematika zaman ini.@Man