BANTEN – Direktur PT Raja Goedang Mas, Johanes Karyana membantah adanya informasi yang menyudutkan perusahaannya melakukan pencemaran lingkungan diduga mengakibatkan warga sekitar Kemang, Kelurahan Sumur Pecung, Kota Serang Banten, menderita sakit hingga meninggal dunia.
“Tudingan tersebut sangat serius dan harus dapat dibuktikan secara rekam medis. Jika terbukti penyakit yang diderita warga berasal dari pencemaran limbah perusahaan kami. Pihak kami akan bertanggung jawab,” tegas disampaikan Johanes pada awak media pada Jumat (21/10/2022).
Karena menurut Johanes, perusahaannya hanya sebagai gudang “Pengepul limbah” bukan sebagai pengelola atau melakukan kegiatan produksi lainya.
“Memang pernah ada keluhan dari masyarakat terkait bau yang sangat menyengat, ketika mendapat informasi dari warga, kami pun mencoba untuk menyikapinya,” katanya.
“Selama ini juga kami sedang melakukan proses perbaikan kualitas air dalam bak Ipal dan lainnya. Kami tidak ‘Tutup Mata’ Namanya proses, kan! Pasti butuh waktu,” jelasnya.
Ia juga menegaskan bahwa tidak pernah memberikan instruksi kepada pegawainya untuk membuang limbah B3 dan Non B3 sembarangan atau seperti mencuci drum dan membakar sampah domestik dilingkungan kerja.
“Kami sama sekali tidak mengetahui adanya karyawan kami yang melakukan aktivitas tersebut, melainkan dari informasi yang beredar luas di media sosial,” ungkapnya.
Atas kabar tersebut, pihaknya sudah memberikan sangsi kepada oknum karyawannya.
“Kami dari pihak perusahaan sudah memberikan sangsi tegas kepada yang bersangkutan, karena tidak sesuai SOP yang ada di perusahaan,” ucapnya.
Sementara menurut salah satu Ketua RT setempat, Seli mengatakan, memang ada warganya yang meninggal dunia di diagnosa mengidap penyakit paru-paru. Namun itu terjadi 3 atau 4 tahun lalu.
“Iya benar, ada yang meninggal, diagnosanya Paru-paru. Sekitar 3 atau 4 tahun yang lalu, udah lama,” ungkap Seli.
Seli menyebut, terkait penyebabnya dampak dari pencemaran limbah, saat ini baru dugaan. Artinya belum ada bukti secara medis.
“Kalau penyebabnya akibat dari limbah, itu baru diduga,” terangnya.
Kendati demikian ia tak menampik, bahwa di lingkungannya bukan hanya satu atau dua orang yang mengidap penyakit paru-paru.
“Di atas 10 (Sepuluh) orang. Ada yang sudah sembuh, ada yang masih berobat jalan. Itu satu lingkungan,” kata Seli.
“Yang dirawat ada sekitar 4 orang di Sari Asih, salah satunya atas nama Sinta bin Nuin,” ujarnya.
Selain itu, terdapat 1 keluarga mengidap penyakit Paru-paru.
“Yang meninggal itu satu rumah, adiknya sudah sembuh, sekarang kakaknya. 1 rumah itu 3 orang,” pungkasnya. (Red).