Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Angkat Bicara Soal Kritik Yang Dilontarkan SBY

oleh
oleh -

JAKARTA – Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menilai, kritik Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) soal dugaan kecurangan pemilu di 2024 akan menjadi bumerang bagi partai Demokrat. Menurut Adi, kritikan tersebut masih berupa asumsi dan tidak bisa dibuktikan.

“Jadi, sebenarnya kritik yang semacam ini adalah perkara alamiah dalam politik kita, tapi kalau tidak kuat data dan argumen, maka akan menjadi blunder yang cukup luar biasa,” ujar Adi Prayitno dalam seminar nasional ‘Perang Klaim Infrastruktur dan Tudingan Pemilu Curang 2024’, Jakarta Pusat, dikutip Minggu (25/9/2022).

Baca Juga  Terus Tingkatkan Pelayanan yang Prima Untuk Masyarakat, Pemerintah Kota Serang Masuk Dalam 8 Besar Nomine Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Dosen FISIP UIN Jakarta ini juga menanggapi pernyataan Ketua Umum Demokrat, Agus Harimuti Yudhoyono, yang mengklaim 70-80 persen pembangunan di era presiden Joko Widodo merupakan kinerja ayahnya, Susilo Bambang Yudhono (SBY).

Menurut dia, klaim tersebut tidak berbasis data dan salah kaprah, sebab di era pemerintahan SBY banyak proyek yang mangkrak. Pemerintahan Jokowilah yang melanjutkan, bahkan membuat proyek baru demi kemajuan insfrastruktur.

Baca Juga  LKM Berkah Ajukan Permohonan Penyertaan Modal Ke Pemkab Pandeglang 4,2 M

Dalam kesempatan yang sama, Gede Pasek Suardika menambahkan, tudingan kecurangan di pemilu 2024 yang dilontarkan SBY mempunyai motif politis. Sebab, ayahanda AHY itu menilai dalam parameter, jika anaknya tidak menjadi capres atau cawapres, maka ada kecurangan dalam pilpres 2024 mendatang.

Lebih lanjut, kata Gede, elektabilitas AHY sangat rendah saat ini. Hal ini masih sejalan dengan kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta pada 2017 lalu dimana perolehan suara AHY masih menempati urutan ketiga saat itu.

Baca Juga  Pengunjung Banten Lama, Langgar 3M

“Karena mas AHY kan belum pernah terjun, terlebih kemampuan elektoral mas AHY di DKI nomor 3. Jadi kan tidak bisa dijual itu, sehingga harus orang lain yang dijual,” pungkasnya. (Red).