Majalahteras.com – Mahasiswa bukan hanya pandai dalam belajar namun juga harus memiliki kemampuan yang menunjang keahliannya. Seperti mahasiswa dari President University yang menjadi juara debat ilmiah.
Muhammad Ilham Razak jurusan Hubungan Internasional (angkatan 2016) dan Dimas Rahmat Ilahi dari jurusan yang sama (angkatan 2015) juara 1 debat ilmiah. Mereka jago debat mengalahkan Universitas Bina Nusantara sebagai juara 2 dan Universitas Prof DR Moestopo (Beragama) sebagai juara 3.
Acara debat diselenggarakan oleh Forum Komunikasi Mahasiswa Hubungan International Indonesia (FKHMII) Koordinasi Wilayah II ini berlangsung di Universitas Paramadina, Jakarta pada 26-27 September 2017, seperti yang dilansir dari laman news.detik.com, Rabu (11/10/2017).
Kompetisi menggunakan sistem debat Parlemen Inggris (British Parliamentary system). Dalam ajang yang bertemakan ‘Pemuda Kreatif Beretorika Sebagai Pejuang Diplomasi Indonesia’ ini isu-isu internasional yang diangkat meliputi lingkungan, kemanusiaan, kaum minoritas, dan keamananan.
Dari kompetisi debat ini diharapkan para peserta memberikan kontribusi dan kesadaran bahwa sebagai pejuang pemuda mahasiswa Hubungan Internasional harus bisa mengutarakan argumen yang logis, lugas, dan tentunya bisa diterima oleh lawan bicaranya.
Di samping itu, beretorika menjadi kebutuhan utama ketika para pejuang diplomasi muda ini memegang tanggung jawab untuk menjadi diplomat Indonesia ke depannya.
Pada hari pertama berlangsung debat babak penyisihan 6 sesi guna memperoleh 8 tim terbaik yang akan melaju pada babak semifinal. Setelah seluruh sesi babak penyisihan yang cukup sengit selesai dilaksanakan, 8 tim yang berhasil lolos ke babak semifinal adalah Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Bina Nusantara, Universitas Kristen Indonesia, Universitas Paramadina (A), Universitas Paramadina (C), Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Universitas Prof DR Moestopo (B) dan President University.
Pada hari kedua memasuki babak semifinal, kompetisi debat ilmiah mengangkat isu ‘War Zone’ atau isu keamanan. President University berhasil lolos ke grand final dan akhinya juara setelah beradu argumen serta pemikiran mengenai persoalan etnis minoritas Rohingya di Myanmar.
Saat perdebatan pada babak grandfinal, semua tim mengutarakan berbagai argumen yang membuat dewan juri harus berfikir keras dalam menentukan siapa yang akan keluar menjadi juara dalam kompetisi debat ilmiah FKMHII Korwil II 2017.
Ilham menyampaikan kunci mereka bisa juara. “Dalam menghadapi debat ini kami melakukan persiapan intensif 1 minggu sebelumnya. Berlatih setiap hari yang dibantu oleh komunitas debat di President University,” ujar Ilham, dalam keterangan tertulis dari President University, Rabu (11/10/2017).
Kami mengucapkan terima kasih kepada President University Major Association of International Relations (PUMA IR) yang sangat membantu dengan memberikan fasilitas transportasi dan dukungan moral,” ungkap mahasiswa kelahiran Makassar ini.
Sementara itu Dimas menambahkan, faktor yang membuat mereka berdua bisa juara adalah sistem yang sudah diterapkan di President University.
“Kami diajarkan kritis dan aktif secara mental dan terbiasa dengan adu argumen. Selain itu, dukungan penuh dari klub-klub di President University yang membantu kami berkembang, turut menjadi faktor penting mengapa mahasiswa President University punya mental juara,” kata Dimas.
Dimas juga menyatakan, mahasiswa di President University menerapkan standar internasional sehingga terbiasa berkompetitif.(man)***