Sudah jadi rahasia umum seorang Ketua MPR RI Zulkifli Hasan memiliki hubungan baik dengan pemuda-pemuda Indonesia. Setiap kedatangan perwakilan pemuda dari berbagai organisasi atau lembaga kepemudaan, Ketua MPR Zulkifli Hasan membuka pintu lebar-lebar demi mendengar keluh kesah serta aspirasi para penerus bangsa tersebut.
Misalnya pagi itu, Senin (8/6/2015), Ketua MPR Zulkifli Hasan menghabiskan harinya menerima kunjungan dari berbagai organisasi kepemudaan, baik berlatar belakang agama, kemahasiswaan, hingga olahraga. Flu yang menyerangnya hari itu tidak dihiraukan sama sekali. Seolah celotehan para cendekiawan muda kala itu bisa menyembuhkan sakitnya.
Menerima kunjungan Pemuda Muhammadiyah, Ketua MPR Zulkifli Hasan tidak dapat menyembunyikan kegembiraannya. Terlebih ketika mendengar bahwa organisasi yang telah berdiri selama 83 tahun ini, hendak mengadakan perayaan hari jadi bertajuk “Milad Pemuda Muhammadiyah ke-83: Mencerahkan Bangsa untuk Indonesia Berkemajuan”.
“Selain Milad, kami juga akan meresmikan satgas antipolitik uang. Satgas ini dibentuk di 270 kota di Indonesia, merespon Pilkada Serentak Desember mendatang,” ungkap Ketua Panitia Milad Pemuda Muhammadiyah Edi Agus Yanto.
Tentu, Ketua MPR Zulkifli Hasan merespon baik agenda tersebut. Terlebih ketika dijelaskan, bahwa pembentukan satgas itu sejalan dengan program Sosialisasi Empat Pilar MPR dengan menitikberatkan pada penerapan Pancasila dalam keberagaman umat beragama.
“Bagus itu. Buat saja. Pasti akan kami dukung. Pemuda Muhammadiyah yang ngudang, mana berani kami tolak,” seloroh Ketua MPR Zulkifli Hasan yang sontak membuat tawa peserta audiensi pagi itu.
Belum cukup sampai di situ, Ketua MPR Zulkifli Hasan kemudian kehadiran perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa Nasional (BEM Nasional) di tempat yang sama, ruang kerjanya di Komplek Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta. Dalam kesempatan itu, para mahasiswa tersebut menyampaikan aspirasi mereka terkait gerakan mahasiswa sebagai penjembatan antara pemerintah dengan masyarakat.
“Kami tidak hanya akan turun ke jalan. Sekarang kami terbuka dengan pemerintah untuk berdiskusi atau membantu langsung program pemerintah demi kesejahteraan masyarakat. Jadi ada baiknya bila pemerintah memanfaatkan sumber daya mahasiswa yang ada,” ungkap Tim Pengarah BEM Nasional Khoirul Amin.
Mendengar, Ketua MPR Zulkifli Hasan menyambut baik hal tersebut. Katanya, itu merupakan bukti langsung demokrasi yang terjadi di Indonesia. Di negara lain, mahasiswa tidka bisa mengkritik pemerintah.
“Yang ada mereka ditangkap. Jadi, meski Indonesia ini masih banyak ke kurangan di sana-sini, namun aspek demokrasi itu sudah bisa kita acungi jempol,” ujar Ketua MPR Zulkifli Hasan.
Setelah itu, Ketua MPR Zulkifli Hasan berkesempatan berbincang-bincang dengan Sabar Gorky, seorang tunadaska yang mengharumkan nama bangsa dengan kemampuannya menaklukan gunung-gunung tertinggi di dunia.
Kepada Ketua MPR Zulkifli Hasan, Sabar menjelaskan, dirinya akan menaklukan Gunung Cartenz dengan ketinggian 4884 mdpl yang berlokasi di barat Central Highland, Papua. Rencananya, pendakian tersebut akan dilaksanakan bertepatan dengan peringatan 70 tahun kemerdekaan Indonesia.
Dalam pendakian tersebut, lelaki yang meraih medali emas kejuaraan panjat dinding di Sport Asian Championship 2009 di Korea ini akan didampingi oleh 15 anggota Korps Marinir TNI-AL. Persiapan pun terus dilakukan hingga 17 Agustus mendatang, baik oleh Sabar maupun Korps Marinir.
Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, yang merupakan mantan Menteri Kehutanan, tentu antusias mendengar kabar tersebut. Ia sendiri mengaku senang mendaki gunung. Beberapa gunung di Pulau Jawa, katanya, telah ia daki. Ia pun sempat berbincang-bincang soal gunung di Indonesia dengan Sabar.
“Ekosistem Indonesia itu sangat kaya. Gunung, hutan, pantaiā¦ Maka dari itu kita harus bersyukur. Kapan-kapan ajak saya juga mendaki. Sampai bawah aja,” candanya, menambah suasana hangat siang itu.
Selain itu, Marinir TNI AL juga mengungkapkan alasan mereka mengawal pendakian Sabar ini. Feril Nawali mengungkapkan, ini adalah kali pertama mereka mengawal Sabar.
“Kami ingin menunjukan ke dunia kalau setiap jengkal tanah Papua itu masih milik NKRI,” ujarnya.