Hal terpenting dalam proses pembangunan hutan tanaman ialah bagaimana cara kita penyimpan benih, Metode penyimpanan yang tepat akan mampu menjaga benih tetap dalam keadaan baik (viabilitas dan vigor tinggi), melindungi biji dari serangan hama dan jamur, dan mencukupi persediaan biji selama musim berbuah tidak dapat mencukupi kebutuhan.
Binuang bini (Octomeles sumatrana) adalah salah satu jenis alternatif yang dapat dikembangkan untuk hutan tanaman. Untuk pengembangannya dibutuhkan ketersediaan benih dan bibit yang bermutu baik. Nurhasybi dan Suharti merekomendasikan metode penyimpanan benih binuang bini yang efektif, sebagaimana dirilis dalam Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Volume 8 Nomor 2, Tahun 2020.
“Penanganan benih binuang bini yang efektif dan efisien dapat dilakukan di lemari es selama 3 bulan tanpa menggunakan fungisida, dan akan lebih baik lagi jika diberi fungisida benomil dan disimpan di ruang AC,”ungkap Nurhasybi dan Suharti, peneliti pada Balai Litbang Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan (BP2TPTH) Bogor. Suhu ruang AC berkisar pada 18?C-20?C dengan kelembapan relatif 50%-60%.
Peneliti dari BP2TPTH mengemukaan bahwa teknik penyimpanan benih di lemari es tanpa fungisida selama 3 bulan dapat mempertahankan viabilitas benih dan merupakan salah satu alternatif pengendalian penyakit benih yang efektif, efisien dan ramah lingkungan. Akan tetapi, teknik ruang simpan lemari es tidak cocok bila diberi benomil karena benih tersebut tidak akan menghasilkan kecambah. Dilansir menlhk.go.id
Sedangkan, apabila teknik penyimpangan dalam ruangan AC selama 3 bulan dengan pemberian benomil menghasilkan viabilitas benih yang paling baik. hal ini karena kondisi ruangan yang sejuk, serta benomil sudah aktif melindungi benih dari infeksi cendawan.
Berdasarkan dari risat diketahui bahwa jumlah kecambah dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu, tunggal fungisida dan ruang simpan; interaksi antara fungisida dengan ruang simpan; interaksi antara fungisida dengan periode simpan; serta interaksi antara fungisida dengan ruang simpan dan periode simpan.
Pemilihan teknik pengendalian penyakit terbawa benih binuang bini dapat diaplikasikan menyesuaikan dengan kondisi ruang simpan yang tersedia seperti lemari es, AC dan DCS (Dry Cold Storage) dan juga lama penyimpanan. Aspek ekonomi, yakni teknik pengendalian yang lebih muran, dan juga aspek ekologi yang memperhatikan aspek kesehatan lingkungan, juga perlu menjadi pertimbangan.
Riset penangan benih menjadi salah satu fokus Badan Litbang dan Inovasi (BLI). Dalam Rencana Penelitian dan Pengembangan Integratif (RPPI) BLI 2015-2019, khususnya RPPI Peningkatan Produktivitas Hutan. Riset teknik perbenihan dan pembibitan ini menjadi bagian untuk menyediakan paket iptek peningkatan produktivitas hutan tanaman (HTI, HTR, HR) penghasil kayu pertukangan dan kayu pulp. Selain binuang bini, riset teknologi perbenihan juga dilakukan pada jenis mahoni, gmelina, bambang lanang, cempaka wasian, jabon, dll. (*/cr7)