Masalah penurunan daya beli masih sedang jadi perbincangan hangat, bahkan jadi perdebatan. Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) punya pandangan berbeda soal turunnya daya beli.
Menurut Wakil Ketua KEIN, Arif Budimanta, berdasarkan data Bank Indonesia (BI), penjualan eceran di kuartal-II 2017 tumbuh 5,1%.
“Dari data Bank Indonesia (BI) penjualan eceran kuartal II 2017 mengalami pertumbuhan 5,1% lebih baik kan daripada minus. Lalu tingkat keyakinan serta ekspektasi masyarakat terhadap konsumsi juga menunjukkan optimisme,” jelas Arif dalam diskusi bertema ‘Daya Beli Menurun: Stagnasi atau Digitalisasi Ekonomi, di Jakarta, Sabtu (5/8/2017).
Dia menyebutkan dengan adanya indikator-indikator tersebut maka daya beli secara umum masih tumbuh. “Jadi saya melihat ini masih sesuai dengan rencana, meskipun ada gejala yang harus diperhatikan,” ujar Arif.
Ia menegaskan, penurunan konsumsi pada masyarakat terjadi pada kebutuhan sekunder seperti barang untuk perawatan tubuh hingga sampo. Sedangkan untuk pertumbuhan konsumsi primer masih sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yakni sekitar 4,9% – 5%.
Berdasarkan data BI survei penjualan eceran pada Mei 2017 tercatat mengalami pertumbuhan di mana Indeks Penjualan Riil (IPR) tumbuh 4,3% year on year. Lebih tinggi dibandingkan April 2017 sebesar 4,2%.
Peningkatan penjualan ritel terutama terjadi pada kelompok makanan yang tumbuh 9,7 persen secara tahunan lebih tinggi dari April 2017 ke level 8,4 persen. (rm)