ASESMEN DIAGNOSTIK

oleh
oleh -

Oleh:
Sopyan
Praktisi Pendidikan Dindikpora Kecamatan Pulosari

Majalajteras.com – Dunia pendidikan saat ini disuguhkan dengan perubahan kurikulum yang sudah diberlakukan di sekolah-sekolah, mulai pendidikan PAUD sampai dengan sekolah menengah. Kurikulum Merdeka, demikian nama kurikulum yang diberlakukan saat ini. Ada baiknya kita mengetahui istilah-istilah dalam kurikulum merdeka, melalui tulisan ini saya coba sajikan apa itu yang dimaksud dengan

Apa Asesmen diagnostik itu?
Menurut Depdiknas (2007: 3) istilah diagnostik merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengidentifikasi gejala-gejala yang ditimbulkan. Dalam pembelajaran istilah diagnostik dapat dilakukan dalam sebuah tes atau asesmen. Diagnostik pada pembelajaran melingkupi konsep yang luas yang meliputi identifikasi kekuatan dan kelemahan siswa dalam pembelajaran.
Asesmen diagnostik merupakan penilaian yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan peserta didik dalam menguasai materi atau kompetensi tertentu serta penyebabnya. Hasil asesmen diagnostik dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan tindak lanjut berupa perlakuan (intervensi) yang tepat dan sesuai dengan kelemahan peserta didik.

Pelaksanaan Tes Diagnostik
Tes diagnostik dilakukan guru sebagai langkah awal dalam menentukan dimana proses belajar mengajar telah atau belum dikuasai. Didalam penggunaannya tes diagnostik berusaha mengungkap karakteristik dan kesulitan apa yang ada dalam pembelajaran sehingga dapat dilakukan upaya untuk mengambil keputusan dalam mencari jalan pemecahan.
Bambang Subali (2012: 23) menjelaskan keputusan melakukan tes diagnostik sebelum pelajaran dimulai pada peserta didik yakni dengan melakukan tes diagnostik pada saat sebelum pembelajaran guru dapat mengambil sikap perlu tidaknya pserta didik diberikan pelajaran ekstra agar mampu menguasai pelajaran yang sesuai prasyarat yang belum dikuasai.

Baca Juga  Mandeh, Magnet Baru Wisata Sumbar

Fungsi Tes Diagnostik
Fungsi dilakukannya tes diagnostik digunakan untuk mengidentifikasi masalah atau kesulitan yang dialami siswa, kemudian melakukan perencanaan terhadap tindak lanjut yang berupa upaya-upaya pemecahan sesuai masalah atau kesulitan yang telah teridentifikasi.
Tes diagnostik dirancang untuk mendeteksi kesulitan hasil belajar peserta didik sehingga dalam menyusun tes diagnostik harus didesain sesuai dengan format dan respon yang dimiliki oleh tes diagnostik. Selain itu tes diagnostik dikembangkan berdasar analisis terhadap sumber-sumber kesalahan atau kesulitan yang mungkin menjadi penyebab munculnya masalah siswa, penggunaan soal-soal tes diagnostik berbentuk supply response (bentuk uraian atau jawaban singkat), sehingga mampu menangkap informasi secara lengkap.
Jika terdapat alasan tertentu sehingga menggunakan bentuk selected response (misalnya bentuk pilihan ganda), harus disertakan penjelasan mengapa memilih jawaban tertentu sehingga dapat meminimalisir jawaban tebakan, dan dapat ditentukan tipe kesalahan atau masalahnya, serta tahap akhir disertai tahapan penyelesaian terhadap hasil diagnostik yang telah teridentifikasi.

Pelaksanaan Asesmen Diagnostik
Asesmen Non Kognitif
Persiapan
Guru Pintar harus menyiapkan alat bantu berupa gambar ekspresi emosi.
Guru Pintar membuat daftar pertanyaan kunci, seperti:
Apa saja kegiatan yang kamu lakukan selama belajar dari rumah?
Adakah hal yang paling menyenangkan dan tidak menyenangkan yang kamu alami selama belajar dari rumah?
Apakah harapan kamu?
Pelaksanaan
Guru Pintar memberikan gambar emosi kepada siswa.
Guru Pintar meminta siswa untuk mengekspresikan perasaannya selama belajar di rumah melalui cerita secara lisan, tulisan, atau gambar
Tindak Lanjut
Mengidentifikasi siswa dengan ekspresi emosi negatif , kemudian mengajaknya untuk berdiskusi secara personal.
Menentukan tindak lanjut atau treatment untuk membantu siswa, dan mengkomunikasikan dengan siswa serta orang tua bila diperlukan.
Mengulangi pelaksanaan asesmen non kognitif di awal pembelajaran.
Pelaksanaan asesmen non kognitif dapat dilakukan dengan cara tanya jawab. Yang harus Guru Pintar ingat dalam melakukan tanya jawab adalah: memastikan pertanyaan jelas dan mudah dipahami oleh siswa, menyertakan acuan atau stimulus informasi yang dapat membantu siswa menemukan jawabannya, dan memberikan waktu berpikir kepada siswa sebelum menjawab pertanyaan.
Asesmen Kognitif
Persiapan
Membuat jadwal pelaksanaan asesmen.
Mengidentifikasi materi asesmen berdasarkan penyederhanaan kompetensi dasar yang disediakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Menyusun pertanyaan sederhana dengan formula sebagai berikut:
2 soal sesuai kelasnya, dengan materi yang akan dipelajari.
6 soal dengan topik satu kelas di bawah, untuk semester 1 dan 2
2 soal dengan topik dua kelas di bawah, untuk semester 2
Pelaksanaan
Memberikan pertanyaan-pertanyaan asesmen yang telah disusun kepada semua siswa di kelas, baik secara tatap muka ataupun Belajar dari Rumah
Tindak Lanjut
Mengolah hasil asesmen yang telah diberikan.
Membagi siswa berdasarkan nilai ke dalam 3 kategori yaitu, “Paham utuh”, “Paham sebagian”, dan “Tidak paham.”
Hitung rata-rata kelas.
Jika siswa mendapatkan nilai rata-rata kelas, maka mereka akan mengikuti pembelajaran sesuai fasenya. Siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata akan mengikuti pembelajaran khusus atau pendampingan pada kompetensi yang belum terpenuhi. Sedangkan siswa dengan nilai di atas rata-rata akan mengikuti pembelajaran dengan pengayaan.
Melakukan penilaian pembelajaran topik yang sudah diajarkan sebelum memulai topik pembelajaran baru. Hal ini penting untuk menyesuaikan pembelajaran yang sesuai dengan rata-rata kemampuan siswa.
Mengulang proses yang sama di setiap awal pembelajaran untuk melakukan adaptasi materi pembelajaran sesuai tingkat kemampuan siswa.
Ternyata tidak sulit ya melakukan asesmen diagnostik. Yang Guru Pintar butuhkan hanyalah komitmen untuk memberikan pembelajaran terbaik untuk siswa dan memastikan semua siswa memiliki pengalaman belajar yang bermakna.

Baca Juga  PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

Pentingnya Tes Diagnostik
Pelaksanaan tes diagnostik ini sangat penting dilakukan terlebih pada masa sekarang ini sebagai pengaruh dari pembelajaran pada masa pandemi. Setiap siswa mengalami perkembangan kemampuannya karena dipengaruhi oleh berbagai hal, seperti dukungan sarana pembelajaran, lingkungan belajar di rumah, termasuk pendampingan dari orang tua.
Guru diharuskan melakukan diagnosis sederhana ini secara berkala setiap bulan. Karena hasil asesmen berguna untuk melakukan adaptasi materi pembelajaran sesuai tingkat kemampuan siswa kelas yang diajarnya. Asesmen diagnosis berkala ini harus dilakukan di setiap kelas untuk semua jenjang pendidikan.@Juanda

Baca Juga  Tuntutan LBP Antara Reputasi dan Hak Asasi

Isi OPINI sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis