majalahteras.com – Asosiasi Penambang Rakyat Indonesia (APRI) antusias sambut gagasan pembangunan Bukit Algoritma, demi meningkatkan manfaat ilmu pengetahuan untuk rakyat.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) APRI, Ir.Gatot Sugiharto menyebutkan, kelompok tambang rakyat sebagai responsible mining community (RMC) dengan target hingga akhir tahun 2022 nanti, APRI bisa membangun sedikitnya 3.000 RMC.
“Semua RMC akan berbadan hukum koperasi. Setiap RMC akan membuka lebih 500 lapangan kerja dan membayar pajak atau retribusi minimal Rp satu Milyar pertahun,” tuturnya melalui presa release, Sabtu 12 Februari 2022.
Nantinya, setiap RMC membutuhkan 5 sampai 10 hektar tambang, maka untuk 3.000 RMC maksimal membutuhkan 30.000 hektar di seluruh Indonesia.
“Dengan 30.000 hektar akan menyediakan lebih 1,5 juta lapangan kerja dan Rp 1,5 Triliuan penerimaan negara. Bisa dibandingkan dengan luasan yang dikuasai perusahaan tambang besar,” Ucap Gatot.
APRI makin bersemangat ketika Budiman Sudjatmiko membidani lahirnya Koperasi
Mineral dan Pengolahan Nusantara (KOMANDAN) sebagai salah satu komunitas di Bukit Algoritma.
“Salah satu kebutuhan penting dalam pengembangan tambang rakyat Indonesia adalah implementasi teknologi untuk meningkatkan recovery/tingkat penangkapan mineral dalam pengolahan, mengurangi biaya, dan penggunaan teknologi ramah lingkungan.” Lanjutnya.
Atas lahirnya Komandan sebagai salah satu komunitas di Bukit Algoritma, Gatot Sugiharto mendukung penuh dan menyatakan siap bersinergi untuk melakukan berbagi macam riset dan pengembangan.
“Demi memajukan pertambangan rakyat Indonesia, agar rakyat Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri dalam hal sumber daya tambang dan produk hilirnya,” tuturnya.
Ia pun menegaskan, Penambang Rakyat jangan hanya jadi pekerja di negeri sendiri, bahkan Gatot menyebutkan APRI & KOMANDAN siap memberi kontribusi pajak Negara hingga 20 Triliun pertahunnya.
“Penambang Rakyat tidak pernah meminta subsidi kepada pemerintah tapi kita jangan dihalang-halangi untuk menambang, Kami jangan distigmakan merusak alam, kami mempunyai teknologi yang ramah lingkungan dan kami bertanggung jawab atas pasca tambang,” pungkasnya.
Menanggapi hal tersebut, Budiman Sudjatmiko mengatakan, Penambangan rakyat harus menjadi perhatian kita semua.
“Kita bukan cuma negara yg punya kenekaragaman sosial budaya dan keanekaragaman flora fauna terkaya di dunia, tapi kita juga negara dengan keanekaragaman mineral terkaya di dunia,” katanya.
Ini harus dioptimalkan, lanjut Budiman, hal ini tak lain untuk kesejahteraan rakyat.
“Rapat Kerja KOMANDAN dengan APRI ini untuk mengonsolidasikan para penambang supaya bisa berkerja secara aman dengan tetap melestarikan lingkungan hidup,” tuturnya.
Menurut BS sapaan akrabnya, Perlu ada campur tangan teknologi untuk meningkatkan nilai tambah tambang rakyat.
“Dalam hal ini Bukit Algoritma menawarkan diri sebagai tempat riset teknologi rekayasa mineral agar tak dijual mentah saja,” pungkasnya.(**)