Majalahteras.com – Sebanyak 20 pelajar dan 16 tenaga pendidik, mulai dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) dinyatakan positif Covid-19 saat sistem pembelajaran tatap muka (PTM) berlangsung dua bulan di wilayah Tangerang Selatan.
“Berdasarkan laporan, untuk anak-anak sekolahnya (pelajar) dari mulai PAUD sampai SMP itu tercatat ada 2 pada September, 12 pada Oktober,” papar Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie saat diwawancarai awak media. Rabu (1/12/2021).
Sedangkan di November, lanjut dia, tercatat ada sebanyak 6 pelajar lain yang terpapar.
“Sehingga selama dua bulan PTM terbatas berlangsung, terdapat total sebanyak 20 pelajar yang dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19,” lanjutnya.
Penularan Covid-19 selama PTM terbatas ini berlangsung bukan hanya menyasar pelajar. Namun juga kepada para tenaga pendidik.
“Untuk tenaga pendidik, di September itu enggak ada, Oktober 11 orang, dan November 5,” tuturnya.
Dengan demikian hingga kini tercatat ada sebanyak 16 tenaga pendidik yang terpapar Covid-19 selama PTM berlangsung.
Namun untuk memastikannya, kata Benyamin, perlu ada pengecekan ulang. Ia pun memerintahkan jajarannya untuk terjun langsung ke masyarakat.
“Saya minta camat turun ke lapangan menanggapi lagi data tersebut. Jadi nanti ketahuan di mana sekolahnya, SMP mana, SD mana, sekolah mana dipastikan laporan itu. Nanti kelihatan kira-kira apa faktornya. Apakah sarana Protokol Kesehatannya sesudah memadai atau belum,” pungkasnya.
“Seperti yang sudah diintruksikan, sekolah yang menggelar PTM harus memenuhi protocol kesehatan yang baik, seperti batas maksimum siswa yang masuk, jarak antar meja, wajib pakai masker, hand sanitizer di beberapa titik, ada sarana cuci tangan, dan tentunya semua harus sudah divaksin,” sambungnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangsel, Taryono menerangkan, warga sekolah yang terkonfirmasi positif Covid-19 itu berasal dari hampir seluruh satuan pendidikan yang menggelar PTM di Tangsel.
“Berdasarkan data, warga sekolah yang terpapar Covid-19 ada yang dari SD, SMP dan pegawai sekolah,” terang Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangsel, Taryono saat ditemui di kantornya. Rabu (15/12/2021)
Meski begitu, dia masih belum mau membeberkan rincian satuan tingkat pendidikan dari mana saja yang warga sekolahnya terkonfirmasi positif.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangsel, dr. Allin Hendalin berujar, meminta agar orangtua murid tidak mengkhawatirkan penemuan kasus Covid-19 di sekolah yang menggelar PTM.
Ini Program Pemkot untuk Kejar Target. Sebab, menurut dia, positivity rate dari kasus Covid-19 yang ditemukan di sekolah tak sampai 1 persen.
“Masih 0,7 persen, belum sampai 1 persen, relatif masih aman. Jadi, orangtua tidak perlu takut dan jadi parno,” katanya ketika dikonfirmasi via seluler. Rabu (15/12/2021)
dr. Allin menegaskan, pelaksanaan testing acak terhadap warga sekolah di Tangsel, untuk jenjang pendidikan TK, SD dan SMP di Tangsel, akan terus dilakukan guna memastikan kondisi penyebaran virus tersebut, dapat terkendali.
Pasalnya, warga sekolah terkonfirmasi positif itu, berasal dari testing acak terhadap satuan pendidikan yang melaksanan PTM terbatas.
“Rinciannya ada guru, murid, sama OB. Siswa jenjang SD kayaknya kebanyakan,” jelas dr. Allin.
Untuk itu, dia meminta warga sekolah untuk tetap patuh dan taat terhadap protokol kesehatan. Alin mengimbau para pihak yang mengikuti PTM terbatas agar terus menerapkan protokol kesehatan.(Iman)