Pemandian Belerang di Desa Pematang

oleh
oleh -

Majalahteras.com – Bagi anda penggemar eco tourism, pemandian belerang yang terletak di Desa Pematang, Kecamatan Keragilan – Kabupaten Serang bisa menjadi alternatif untuk dikunjungi di saat liburan bersama keluarga. Selain dapat berwisata alam dengan pemandangan yang dapat menghilangkan kepenatan setelah menghadapi rutinitas, lokasi ini juga menawarkan terapi alternatif untuk menyembuhkan berbagai penyakit kulit.

Lokasi wisata pemandian belerang ini selalu ramai dikunjungi wisatawan, terutama pada hari libur. Pengunjungnya pun tak sebatas berasal dari wilayah Keragilan dan sekitarnya saja. Tak jarang, pengunjung dari luar kota seperti Jakarta, Bandung dan kota-kota lain mendatangi tempat ini, baik untuk tujuan rekreasi maupun untuk tujuan terapi penyembuhan penyakit.

Baca Juga  Lapas Kelas I Tangerang Raih Juara 1 Lomba Cipta Lagu Peringatan P4GN BNN Kota Bandung

Untuk masuk ke lokasi wisata, anda tak perlu mengeluarkan uang dengan jumlah yang besar. Cukup Rp 10.000 per orang, anda bisa menikmati fasilitas pemandian sekaligus pemandangan alam nan indah yang melatarbelakanginya. Bagi anda yang memiliki penyakit kulit seperti eksim, kurap, gatal-gatal, dan penyakit kulit lain, tempat yang tak pernah kering meski di musim kemarau ini juga sudah terbukti mampu menyembuhkannya.

Bagi anda yang penasaran untuk membuktikan keindahan alam serta khasiat dari pemandian belerang di Desa Pematang, sebaiknya anda tentukan waktu untuk segera berkunjung ke sana.

Baca Juga  Lapas Pemuda Tangerang Sukses Raih Predikat Wilayah Bebas Korupsi

Sumber Ekonomi Masyarakat

Meski sumber daya air panas belerang sudah ada sejak jaman dulu, lokasi ini baru dikelola secara “terorganisir” sejak yahun 1980. Seorang warga setempat bernama Mardi, mulai mengelola tempat ini untuk tujuan bisnis. Saat ini, pengelolaan diteruskan oleh keturunan, baik anak maupun cucu Mardi.

Kehadiran obyek wisata ini, secara langsung maupun tidak langsung turut memberi andil dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. Karena, kehadiran tempat ini mengundang wisatawan yang mampu menggerakkan roda perekonomian di wilayah itu dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. Setidaknya, dari hasil tiket masuk dan parkir saja, pengelola pemandian belerang ini bisa meraup lebih dari Rp 400 ribu per minggunya. Ini tentu belum dihitung dengan penghasilan masyarakat yang berjualan di sekitar obyek wisata.

Baca Juga  Satgas Ankor DPW Jakarta Barat Gelar Kopdar, Bahas Sinergi Antar Anggota

Sayangnya, hingga saat ini obyek tersebut terkesan kurang dioptimalkan oleh pemerintah daerah, terutama Pemkab Serang. Padahal, bila dikelola secara optimal, bukan tidak mungkin obyek wisata ini akan mampu menyumbangkan PAD yang cukup besar bagi pemerintah setempat. Kurangnya perhatian terlihat dari minimnya promosi bvila dibanding obyek wisata-wisata lain. Padahal, obyek ini terhitung cukup menjanjikan untuk terus dikembangkan.***