Masjid Jami Kalipasir, Simbol Toleransi Umat Beragama

oleh
oleh -

TANGERANG – Masjid Jami Kalipasir, di Pasar Lama diyakini menjadi masjid tertua di Tangerang, ternyata menjadi saksi jika kerukunan umat beragama di Indonesia sudah ada sejak lama.

Dibangun sekitar tahun 1671 oleh seorang Pangeran Kahuripan Bogor, Tumenggung Pamit Wijaya yang melakukan syiar Islam di wilayah Banten.

Walaupun diprakarsai seorang pangeran untuk mensyiarkan agama Islam, namun pada saat itu, pembangunan Masjid Jami Kalipasir dilakukan secara gotong royong oleh warga di sekitar Sungai Cisadane yang beragama Islam dan warga keturunan etnis Tionghoa.

Baca Juga  Jejak Historisitas Sultan Palembang

Berbeda dengan masjid pada umumnya yang memiliki kubah dengan desain Timur Tengah, kubah Masjid Kalipasir terlihat sentuhan budaya Tiongkok. Selain itu menara di masjid Kalipasir juga menyerupai Pagoda yang merupakan ciri khas bangunan Tionghoa.

Masjid yang sudah berkali-kali dilakukan pemugaran ini memang sudah tidak meninggal bentuk asli masjid. Hal yang tersisa hanyalah empat buah tiang jati di dalam masjid dan kubah kecil bermotif Tiongkok.

Baca Juga  Ketinting Kiluan, Perahu Khas Lampung Sebagai Sarana Ekowisata Lumba-Lumba

Kalau yang masih bentuk aslinya itu empat patria dan kubah. Itu benar-benar asli sejak pertama kali didirikannya bangunan ini,” ujar Syairodji, seperti yang dilansir infonitas.com di Masjid Kalipasir, Tangerang, Banten.

Tak jauh dari Masjid Kalipasir, terdapat sebuah vihara bernama Boen Tek Bio yang tak kalah tua dengan masjid tersebut. Selain itu bukti akulturasi budaya lainnya adalah, saat menuju Masjid Kalipasir melewati Jalan Kali Pasir Indah, Anda akan melihat bangunan tua dengan arsitektur Tiongkok dengan kubah masjid unik.(Iman)

Baca Juga  Mendagri Terima Kunjungan Menteri Pembangunan Luar Bandar Malaysia