Halimah Yacob, Penjual Nasi Padang Jadi Presiden Singapura

oleh
oleh -

SINGAPURA – Halimah Yacob akan dilantik sebagai presiden Singapura pada hari Rabu, setelah Komite Pemilu Presiden meloloskan namanya sebagai satu-satunya yang memenuhi kualifikasi dari 5 kandidat.

Halimah satu-satunya kandidat yang menerima Sertifikat Kesesuaian dan Sertifikat Masyarakat. Hasil amandemen November tahun lalu memutuskan tahun ini giliran etnis Melayu menjabat sebagai presiden.

Halimah pun menjadi presiden ke-8 Singapura dan wanita pertama yang memegang posisi sebagai Kepala Negara.

Dia akan mencatat sejarah sebagai orang Melayu kedua yang terpilih sebagai presiden setelah Joseph Ishak (1965-1970), presiden pertama republik ini. Halimah Yacob 63 tahun, mantan Ketua Parlemen, lahir pada 23 Agustus 1954 di rumah keluarganya di Queen Street, anak bungsu dari lima bersaudara.

Baca Juga  Taman Budaya, Tempatnya Menyaksikan Beragam Hiburan di Banjarmasin

Masa remajanya dihabiskan sebagai anak yatim dengan ibu yang bekerja sebagai penjual nasi padang keliling. Dia membantu  ibunya setelah memiliki warung makan. Ia mencuci, membersihkan meja dan melayani pelanggan.

Akhir 1960-an, dia menimbah ilmu di Singapore Chinese Girls ‘School, dan merupakan salah satu dari sedikit murid Melayu di sekolah itu. Pada 1970 Dia kemudian pergi ke Tanjong Katong Girls ‘School dan University of Singapore. Di universitas ini dia lulus dengan gelar sarjana hukum.

Baca Juga  Kota Tangerang Gelar Benteng Art Festival 2015

Pada tahun 1978, Halimah bergabung dengan National Trades Union Congress (NTUC) sebagai staf bidang hukum. Dia menghabiskan lebih dari 30 tahun disana dan akhirnya ditunjuk sebagai wakil sekretaris jenderal.

Pada 1980, dia menikahi kekasihnya semenjak kuliah, Mohamed Abdullah Alhabshee, seorang pengusaha. Mereka memiliki lima anak yang kini berusia antara 26 sampai 35 tahun.

Pada 2001, dia masuk politik atas desakan Perdana Menteri Goh Chok Tong dan memenangkan 4 pemilu parlemen sejak itu.

Halimah Yacob yang berkecimpung dalam dunia politik pada usia yang tidak muda, kemudian menjadi anggota parlemen wanita Melayu pertama sejak kemerdekaan. Pada 2013, Halimah ditunjuk sebagai ketua parlemen wanita pertama di Singapura.

Baca Juga  Kudhok, Senjata Khas Bumi Besemah

Selain Halimah, dua nominasi lainnya adalah Chief Executive Officer Second Chance Properties Mohamed Salleh Marican, dan ketua Bourbon Offshore Asia Farid Khan Kaim Khan.

Amandemen  pemilihan presiden terpilih yang disahkan oleh parlemen pada November tahun lalu memberi peluang bagi etnis tertentu yang tidak memiliki perwakilan selama lima periode berturut-turut untuk menjadi presiden. Peluang itu diisi oleh Halimah dengan memenangkan pemilihan presiden Singapura.