Garuda Raksasa di Kawasan Timur Indonesia

oleh
oleh -

Majalahteras.com – Imperium bisnis Ciputra Group sangat serius menggarap Kawasan Timur Indonesia, terutama Kota Makassar, Sulawesi Selatan, sebagai gerbang utama.

Melalui anak usaha PT Ciputra Surya Tbk., pengembang ini bekerjasama dengan PT Yasmin Bumi Asri, membentuk joint operation (JO) Ciputra Yasmin membangun CitraLand City Losari Makassar.

Bukan sembarang proyek properti, melainkan kawasan pertumbuhan baru yang digagas untuk menstimulasi, dan mempercepat peningkatan perekonomian, pembangunan kawasan, dan juga mendekonsentrasi pusat bisnis dan keuangan ke Kawasan Timur Indonesia.

Simbol burung Garuda raksasa dalam rancangan induk (master plan) diadopsi sebagai representasi kesiapan Makassar untuk tinggal landas sebagai hub bisnis, industri, dan jasa dengan segala potensi yang dimilikinya, sehingga menjadi kekuatan kedua setelah ibu kota, Jakarta di barat Indonesia.

Direktur Utama PT Ciputra Surya Tbk, Harun Hajadi, mengisahkan, simbol burung Garuda merupakan ide kreatif Danny Pomanto selama masih menjalani profesi sebagai arsitek, dan sebelum menjadi Wali Kota Makassar. Rancangan induk tersebut kemudian direvisi, serta disesuaikan dengan batasan teknis, dan dinamika pasar.

Baca Juga  Monitoring Dan Evaluasi Reformasi Birokrasi Di Rutan Kelas IIB Bangil Oleh Inspektorat Jenderal Wilayah VI

“Batasan teknis itu terkait hasil wave study, dan bathymetric study,” jelas Harun kepada Kompas.com, Selasa (23/6/2015).

Setelah mengalami penyesuaian dan penyempurnaan yang memakan waktu panjang, kata Harun, didapatlah rancangan induk seperti burung Garuda tersebut.

Harun menambahkan, penyempurnaan rancangan induk dilakukan oleh arsitek dan perancang profesional asal Singapura. Dalam hal ini, PT Ciputra Surya Tbk menunjuk DP Architects sebagai arsitek sekaligus pembuat rancangan induk CitraLand City Losari Makassar.

Konsep awal sama sekali tidak berubah, karena terkait dengan filosofi pengembangan proyek ini. Harun menekankan, perubahan hanya pada masalah teknis, dan penyesuaian dengan dinamika pasar.

CitraLand City Losari Makassar akan dikembangkan di atas lahan reklamasi seluas 107 hektar sebagai bagian dari megaproyek Center Point of Indonesia (CPI) berdimensi 157 hektar. Harun menghitung, estimasi gross development value (GDV) CPI senilai Rp 30 triliun.

Baca Juga  Terhibur oleh Pidato Ketum SMSI, Erros: Masih Ada Orang Pers yang Galak

“Nilai GDV tersebut di luar reklamasi. Untuk pembangunan reklamasinya saja kami perkirakan sekitar Rp 3,5 triliun,” ungkap Harun.

Ciputra World Makassar

Rencananya, seluas 60 hektar di dalam area CitraLand City Losari Makassar, akan didedikasikan sebagai pusat bisnis atau central business district (CBD) baru Makassar.

Dari data yang dihimpun Kompas.com, di dalam area CBD ini terdapat megaporyek Ciputra World Makassar (CWM) yang terdiri dari menara perkantoran kembar Ciputra Twin Towers, sejumlah apartemen, pusat belanja, dan hotel bintang lima.

Harun memastikan akan memulai pembangunan CWM pada 2018 mendatang setelah proses reklamasi rampung. Saat ini CWM masih dalam perencanaan desain.

Di lahan selebihnya, jelas Harun, bakal direalisasikan kawasan modern terintegrasi yang terdiri dari area permukiman dan area komersial (pusat belanja, hotel, apartemen, perkantoran, dan lain-lain), perguruan tinggi, taman rekreasi, taman lingkungan, dan marina.

Baca Juga  Satgas TNI dan Masyrakat Melepas Lelah

Untuk diketahui, PT Ciputra Surya Tbk sejatinya merupakan salah satu pengembang yang digandeng PT Yasmin Bumi Asri selaku pemenang tender investasi pembangunan CPI.
Terkait dipilihnya PT Ciputra Surya Tbk yang digandeng untuk membentuk JO Ciputra Yasmin ialah karena proyek ini berskala besar dengan tantangan yang kompleks.

Penanggung Jawab Kawasan CPI Soeprapto Budisantoso menjelaskan, proyek CPI sendiri merupakan bagian dari rancangan induk Kawasan Bisnis Global Terpadu seluas 1.000 hektar.

Berdasarkan perjanjian kerja sama (PKS) antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan dan PT Yasmin Bumi Asri, sekitar 50 hektar lahan reklamasi tersebut akan diserahkan kepada Pemprov Sulsel dari total keseluruhan pengembangan kawasan CPI seluas 157 hektar.

“Di area yang merupakan bagian Pemprov Sulawesi, akan dibangun wisma negara, masjid agung, dan taman museum. Tanggung jawab kami hanya menyerahkan lahan reklamasi siap bangun,” tandas Harun.