DPR Kompak Protes Merah Putih Terbalik di Buku SEA Games

oleh
oleh -

JAKARTA – Kalangan DPR sangat menyesalkan penempatan Bendera Merah Putih dengan posisi terbalik dalam buku panduan SEA Games di Malaysia. Kejadian tersebut dinilai sebagai kesalahan serius.

Ketua Komisi I DPR, Abdul Kharis Almasyhari mengatakan, panitia maupun penanggung jawab SEA Games bukan hanya meminta maaf kepada Indonesia. Namun, kata dia panitia atau penanggungjawab harus menarik semua buku panduan atau souvenir yang mencantumkam bendera Indonesia terbalik.

Baca Juga  Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan: Kita Fokus Mempersiapkan Pencapresan Airlangga Hartarto di Pemilu 2024

“Dan diganti dengan yang benar,” ujar Abdul melalui telepon, Minggu (20/8/2017).

Secara terpisah Wakil Ketua Komisi I DPR, Meutya Hafid menilai kejadian itu bentuk kecerobohan yang melukai rasa persahabatan Indonesia dengan Malaysia. Atas dasar itu dia menyarankan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi tidak menerima terlebih dahulu kunjungan Menpora Malaysia Khairy Jamaluddin.

Baca Juga  Arab Saudi Izinkan Jemaah Indonesia untuk Umrah, Ini Syarat dan Ketentuannya

Menurutnya sikap tegas ini diperlukan agar kesalahan yang diperbuat bisa diperbaiki. Selain itu, dia meminta dalam cetak ulang dengan posisi Bendera Merah Mutih yang benar juga harus disertai penjelasan kepada forum SEA Games mengenai adanya kesalahan dalam pemuatan sebelumnya.

“Diplomasi memang kerja sulit karena perlu kecerdasan, ketekunan serta kewaspadaan atau kehati-hatian,” ucap Meutya.

Baca Juga  Kesadaran Sosial, Satgas P4GN Rutan Bangil Gelar Pemutaran Film Tentang Bahaya Narkoba

Protes juga disampaikan anggota Komisi X DPR, Reni Marlinawati, dia sangat menyayangkan atas sikap penyelenggara SEA Games di Malaysia yang menjadikan posisi bendera Indonesia terbalik. Ini merupakan perilaku yang tidak pantas dilakukan oleh negara tetangga Malaysia.

“Hal ini menciderai hajatan SEA Games yang dimaksudkan untuk meningkatkan persahabatan antar negara melalui olahraga namun justru menimbulkan ketidaknyamanan satu dengan lainnya,” ketus Reni.(man)