Dampak Buruk Main Ponsel Menjelang Tidur

oleh
oleh -
Ilustrasi/Net

Majalahteras.com – Ketergantungan terhadap gawai semakin tinggi. Bangun tidur, orang biasanya langsung menengok layar smartphone, mengecek chat masuk atau sekadar melihat jumlah like pada unggahan Instagram maupun Facebook. Di sela-sela aktivitas, kita pasti akan tetap menyempatkan diri untuk melihat gawai seberapapun sibuknya.

Kemudian di malam hari, menjelang tidur, aktivitas online belum berhenti. Di atas tempat tidur, sembari melepas penat setelah seharian beraktivitas, kita merasa relaks dengan melihat-lihat layar ponsel. Entah untuk menengok sosial media ataupun sekadar bermain game dan mendengarkan musik. Gawai pun akhirnya menjadi “teman tidur”.

Jika Anda merupakan salah satu yang melakukan rutinitas “online” seperti itu, maka Anda tak sendirian. Riset dari National Sleep Foundation memperkirakan 48 persen orang di Amerika serupa dengan Anda dalam menggunakan gawai seperti smartphone, tablet, atau laptop di atas ranjang.

Baca Juga  Sukseskan Ketahanan Pangan Kepala Staf Angkatan Darat Tinjau Panen Raya Padi dan Jagung

Tak berhenti di situ, terkadang di sela-sela tidur, kita masih saja menyempatkan diri menengok layar ponsel. Hal ini dilakukan oleh 21 persen orang di Amerika. Survei pada 2014 terhadap 1.500 orang Australia mengungkapkan sebanyak 30 persen dari responden meletakkan ponselnya di kamar tanpa mengaktivasi mode bisu. Sementara 45 persen responden memiliki kebiasaan tidur menggunakan laptop, tablet, melihat televisi di ranjang.

Kebiasaan online menjelang tidur terlihat menyenangkan, padahal banyak dampak buruknya. Riset Griffith University and Murdoch University, mengungkapkan kebiasaan tersebut berdampak buruk pada kualitas dan kuantitas tidur. Tanpa tidur cukup, tubuh menjadi kurang produktif menjalankan aktivitas sehari-hari, kurang dapat mengontrol stres dan berdampak pada kesehatan jangka panjang.

Sebelum tidur, setidaknya orang membutuhkan waktu 30 menit sampai satu jam untuk mengistirahatkan pikiran dari beban aktivitas. Beberapa kegiatan yang terbukti manjur mengistirahatkan pikiran adalah membaca buku, minum susu hangat, dan melakukan hal repetitif seperti menghitung domba. Namun, tidak dengan bermain gawai. Mengirim pesan teks, mengunggah sesuatu di Facebook, atau mengecek surel malah akan menyalakan sistem syaraf emosional pada tubuh. Hal itu membuat tubuh menjadi lebih terjaga.

Baca Juga  Pangdam Brawijaya Gagas Pesantren Kilat, Pasukan Tempur Kaji Kitab dan Tafsir

“Seringkali orang-orang naik ke tempat tidur, lalu membuka Facebook, online. Tanpa sadar 20 sampai 30 menit telah berlalu,” kata Matthew Walker, profesor neurosains dan psikologi di Universitas California, Berkeley.

Mengacaukan Hormon Tubuh

Gawai juga bisa membuat kualitas tidur berkurang karena adanya cahaya biru dari gawai. Ia dapat menekan sekresi hormon melatonin, yang berfungsi mengatur pola tidur sehingga membuat jam biologis tubuh menjadi kacau. Pada sistem normal, tubuh memiliki siklus proses fisiologis dan biologis yang berulang pada jadwal 24 jam. Itulah mengapa kita sering terbangun di jam-jam yang sama tanpa harus menggunakan alarm.

Baca Juga  Nikmati Layanan Kesehatan Gratis, WBP Lapas Cilegon Jalani Skrining Deteksi Dini TBC

Semua cahaya memang bisa berdampak buruk karena menekan sekresi melatonin, tetapi cahaya biru memiliki efek paling kuat di antara cahaya lainnya. Peneliti dari Harvard melakukan percobaan yang membandingkan efek paparan 6,5 jam cahaya biru dan cahaya hijau dengan kecerahan sebanding.

Hasilnya, cahaya biru menekan melatonin dua kali lebih lama dari lampu hijau dan menggeser ritme sirkadian. Siklus 24 jam dalam proses fisiologis makhluk hidup menjadi dua kali lebih panjang karena cahaya biru, yakni 3 jam berbanding 1,5 jam.

Tingkat melatonin rendah ternyata juga berkaitan dengan risiko penyakit kanker. Selain kanker, orang-orang yang suka main gawai sebelum tidur juga perlu waspada terhadap risiko penyakit hati, diabetes dan obesitas. (***)