Angklung Gubrag, Kesenian Banten Yang Mulai Terlupakan

oleh
oleh -

Angklung Gubrag adalah salah satu kesenian tradisional Banten yang sudah langka, namun masih tetap dilestarikan oleh masyarakat Desa Kemuning, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.

Padahal sebenarnya kesenian ini bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Pada zaman dahulu, kesenian Angklung Gubrag dilaksanakan pada saat ritual penanaman padi dengan maksud agar hasil panen akan berlimpah nantinya.

Baca Juga  Dari Politisi Hingga Menjadi Pengusaha Kuliner

Sekarang Angklung Gubrag biasa dimainkan pada momen-momen tertentu lainnya, seperti saat acara khitanan dan selamatan kehamilan.

Angklung Gubrag memiliki ukuran yang lebih besar daripada angklung pada umumnya. Jumlah tabungnya pun ada tiga, berbeda dengan anklung biasa yang umumnya memiliki dua tabung.

Pada saat dilaksanakan pertunjukan kesenian Angklung Gubrag, biasanya digunakan beberapa instrumen seperti enam buah angklung menggunakan bambu hitam, seruling,  dan terompet kendang pencak.

Baca Juga  Kain Tapis Khas Lampung

Diatas angklung dikaitkan kembang wiru yang diikat membentuk pita yang menurut kepercayaan kembang wiru dan air yang berasal dari angklung dapat menjadi obat dan penyubur tanaman. Semua pemain menari, kecuali penabuh dogdog (alat musik yang terbuat dari batang kayu bulat) dan saat menari diiringi oleh beberapa penari perempuan dengan kostum kain dan kebaya.(Iman)

Baca Juga  Angklung di Festival Budaya Dunia